Sri Mulyani Mengumumkan Rasio Utang Menurun

Sri Mulyani Mengumumkan Rasio Utang Menurun

Menteri Keuangan Sri Mulyani konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2024 di Jakarta--Foto : indonesia.go.id/Antara/Erlangga

PALEMBANG, PALTV.CO.IDMenteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2024 bahwa rasio utang pemerintah Indonesia tetap berada di bawah batas aman 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Pemerintah mengutamakan pengadaan utang dengan jangka waktu menengah-panjang dan pengelolaan portofolio utang secara aktif.

Menurut laporan Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah mencapai Rp8.262,10 triliun di akhir Maret 2024, menurun dibandingkan dengan Rp8.319,2 triliun pada Februari 2024. “Rasio utang terjaga di kisaran 38,79% dari PDB," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024, Senin (6/5/2024).

BACA JUGA:Presiden Jokowi Sampaikan Pesan Penting di Upacara Hari Lahir Pancasila 2024

 

Rasio Utang di Bawah Batas Aman

Data Kementerian Keuangan menunjukkan rasio utang pada Maret 2024 berada di bawah batas aman 60% dari PDB, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Rasio ini juga lebih baik dari target dalam Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2023-2026 yang mematok kisaran 40%.

Penurunan utang ini merupakan bagian dari pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan kinerja positif. Dalam situasi ketidakpastian global, APBN berperan sebagai penopang untuk mendorong konsumsi pemerintah dan menjaga daya beli masyarakat.

"Pemerintah tetap melaksanakan pembiayaan utang dengan kehati-hatian dan terukur, memperhatikan kondisi perekonomian domestik, dinamika global, dan likuiditas yang dikelola," kata Sri Mulyani.

BACA JUGA:Tertunduk Malu, 2 Tersangka Korupsi Penjualan Aset Asrama Mahasiswa di Yogyakarta Jalani Tahap II

 

Dampak Penurunan Utang

Penurunan nilai utang pemerintah disebabkan oleh berkurangnya pembiayaan dari surat berharga negara (SBN). Nilai utang SBN turun menjadi Rp7.274,95 triliun dari Rp7.336,87 triliun pada bulan sebelumnya. Namun, utang dari pinjaman meningkat menjadi Rp987,15 triliun dari Rp982,35 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id