Sri Mulyani Sebut Harga Beras Dunia Turun tapi Harga Beras di Indonesia Malah Naik

Sri Mulyani Sebut Harga Beras Dunia Turun tapi Harga Beras di Indonesia Malah Naik

Sri Mulyani Sebut Harga Beras Dunia Turun tapi Harga Beras di Indonesia Malah Naik--tangkapan layar ig /@smindrawati

PALEMBANG, PALTV.CO.ID.  Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan perhatiannya terhadap kenaikan harga beras di Indonesia yang mencapai 21 persen sepanjang tahun 2023 ini.

Dimana harga beras ikut berkontribusi pada tingkat inflasi. Dalam konferensi pers mengenai APBN KiTA pada Jumat (15/12), Sri Mulyani mengungkapkan bahwa kenaikan ini juga melibatkan harga cabai dan bawang putih.

Saat ini, harga beras berkisar antara Rp13 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram, tergantung pada kualitasnya. Harga cabai rawit merah pun mencapai Rp100 ribu per kilogram.

Data inflasi pada November 2023 mencatat angka sebesar 2,86 persen secara tahunan, dengan inflasi bulanan sebesar 0,38 persen.

BACA JUGA:Bolehkah Oli Mesin Terlalu Kental? Ini Penjelasan Pengaruhnya Pada Mesin Kendaraan

Namun, di sisi lain, Sri Mulyani mencatat bahwa sejumlah komoditas global mengalami penurunan harga sejak awal tahun.

Gejolak geopolitik menjadi salah satu penyebabnya. Menurutnya, harga beras turun 6,5 persen, sementara kedelai turun 5 persen, gandum turun 23,4 persen, dan minyak sawit mentah turun 14,8 persen.

Tidak hanya itu, harga batu bara turun 63 persen, minyak mentah turun 14 persen, dan natural gas liquids turun 43,7 persen.

Sri Mulyani menyatakan bahwa secara keseluruhan, beberapa komoditas yang mendukung ekonomi mengalami koreksi yang signifikan.

BACA JUGA:Pertamina Jamin Ketersediaan Stok BBM dan Elpiji pada Saat Nataru

Meski harga beras dunia mengalami penurunan sebesar 6,5 persen, Sri Mulyani mencatat bahwa harga beras di Indonesia justru mengalami kenaikan signifikan.

Menurutnya, ketidakpastian harga komoditas yang dipicu oleh tantangan geopolitik global menjadi penyebab utama penurunan harga komoditas.

Dalam menghadapi kenaikan harga beras di dalam negeri, Bulog telah melakukan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada bulan September.

Harga beras SPHP saat itu dijual seharga Rp54.500 untuk 5 kg, naik Rp7.500 dari sebelumnya. Harga tersebut masih berlaku hingga Desember.

BACA JUGA:4 Pertimbangan Orang Tua Sebelum Memberikan Mainan Motor Listrik Anak!

Terkait hal ini, Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya, berharap agar harga beras pada tahun 2024 dapat kembali normal.

Yakni sekitar Rp10.000 untuk kualitas premium.

Ia menyebutkan bahwa saat ini harga beras masih berkisar antara Rp12.000 hingga Rp13.000, dan diharapkan dapat mencapai angka ribuan pada tahun yang akan datang.

Perkiraan menunjukkan bahwa harga beras kemungkinan akan turun mulai Maret 2024.

BACA JUGA:Jokowi Akan Tambah Subsidi Pupuk demi Meningkatkan Produksi Pertanian

Hal ini didorong oleh panen raya dan ketersediaan stok beras dari impor yang telah dikontrak pada akhir tahun 2023. Tomi menegaskan bahwa Maret 2024 menjadi target untuk memulai penurunan harga, dengan mempertimbangkan situasi dalam negeri dan keputusan regulator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber