Pergeseran Industri Mobil Listrik: Dari Nikel ke LFP dan Dinamika Perdebatan di Indonesia

Pergeseran Industri Mobil Listrik: Dari Nikel ke LFP dan Dinamika Perdebatan di Indonesia

Pergeseran Industri Mobil Listrik: Dari Nikel ke LFP dan Dinamika Perdebatan di Indonesia--instagram.com/@avoltaindonesia

BACA JUGA:Prajurit Kodam II Sriwijaya Bangun Jembatan Bailey di Payuputat, Bantu Akses Warga Terisolir Akibat Banjir

Meskipun baterai LFP memiliki kekurangan dalam hal kepadatan energi, perkembangan teknologi, seperti penambahan material mangan, terus meningkatkan performa baterai ini.

Perdebatan mengenai pilihan baterai untuk kendaraan listrik mencerminkan kompleksitas dinamika antara kepentingan lokal dan tren global dalam industri otomotif.

Bagaimanapun, keputusan untuk beralih ke baterai LFP oleh produsen mobil terkemuka menunjukkan bahwa industri kendaraan listrik dunia sedang mengalami pergeseran menuju teknologi yang lebih terjangkau, aman, dan berkelanjutan.

Perdebatan mengenai baterai kendaraan listrik di Indonesia mencerminkan dinamika antara kekuatan lokal, yaitu cadangan nikel terbesar di dunia.

Sementara tren global dalam industri otomotif yang semakin mengadopsi teknologi baterai LFP (lithium ferro-phosphate).

BACA JUGA:Satpol PP Sumsel Siapkan 35 Ribu Personel Pengamanan Pemilu 2024

Dalam konteks ini, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, menyoroti pertanyaan kritis terkait dengan sikap calon wakil presiden nomor urut satu, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang lebih mendukung baterai LFP.

Gibran menegaskan bahwa Indonesia harus memanfaatkan kekuatan cadangan nikelnya sebagai alat tawar yang signifikan dalam industri kendaraan listrik.

Namun, tim sukses pasangan calon nomor urut satu lebih sering menggembor-gemborkan keunggulan baterai LFP yang tidak memerlukan nikel dari Indonesia. Argumentasi Gibran menciptakan perspektif baru, di mana pertanyaan mengenai

keberlanjutan, keamanan, dan harga baterai menjadi pusat perhatian.

BACA JUGA:Dibebaskan dari Tuntutan Hukum, Ledis Setiawan Bersujud di Kaki Kajari OKU Timur

Industri kendaraan listrik global saat ini sedang berusaha untuk memproduksi kendaraan yang lebih terjangkau, dengan fokus pada komponen terkritis, yaitu baterai.

Baterai LFP, yang dianggap lebih murah, lebih aman, dan lebih tahan lama, telah menarik perhatian produsen terkemuka seperti Tesla dan Ford. Meskipun memiliki kepadatan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan baterai

tradisional, kelebihannya dalam hal umur pakai yang panjang dan keamanan membuatnya menjadi alternatif menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber