Pergeseran Industri Mobil Listrik: Dari Nikel ke LFP dan Dinamika Perdebatan di Indonesia

Pergeseran Industri Mobil Listrik: Dari Nikel ke LFP dan Dinamika Perdebatan di Indonesia

Pergeseran Industri Mobil Listrik: Dari Nikel ke LFP dan Dinamika Perdebatan di Indonesia--instagram.com/@avoltaindonesia

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam kancah perdebatan mengenai baterai kendaraan listrik, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, menyuarakan pertanyaan mengenai sikap calon wakil presiden nomor urut satu, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), terkait penggunaan material nikel untuk baterai.

Gibran menyoroti bahwa pasangan calon nomor urut satu lebih sering mempromosikan baterai LFP (lithium ferro-phosphate) yang tidak memerlukan nikel dari Indonesia.

Meskipun Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, perdebatan ini mencerminkan dinamika antara kepentingan nasional dan tren global dalam industri kendaraan listrik.

Gibran menekankan bahwa Indonesia, dengan cadangan nikel terbesarnya, memiliki kekuatan tawar yang signifikan.

BACA JUGA:584 Calon Jemaah Haji Sumatera Selatan Lakukan Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji

Namun, pihak yang mempromosikan baterai LFP mengklaim bahwa teknologi ini lebih murah, lebih aman, dan lebih tahan lama. Menurut mereka, fokus pada baterai LFP dapat mendukung produksi kendaraan listrik yang lebih terjangkau, mengingat baterai merupakan komponen termahal saat ini.

Industri kendaraan listrik global, termasuk produsen ternama seperti Tesla dan Ford, sudah mulai mengadopsi baterai LFP untuk beberapa model kendaraan listrik mereka.

Keputusan ini didorong oleh keunggulan baterai LFP dalam hal biaya, keamanan, dan umur pakai yang lebih panjang.

Stanley Whittingham, Peraih Nobel 2019 dalam bidang baterai lithium-ion, menyoroti keunggulan baterai LFP dalam hal ketersediaan dan harga yang lebih terjangkau.

BACA JUGA:50 Kasus Demam Berdarah Dengue Terjadi di OKU selama Januari 2024, Pemkab OKU Lakukan Fogging Masal

Meskipun baterai LFP memiliki kepadatan energi lebih rendah dibandingkan dengan baterai lithium-ion tradisional dengan material nikel kobalt mangan/nickel cobalt manganese (NCM), kelebihan lainnya seperti umur pakai yang lebih lama dan tingkat keamanan yang lebih tinggi membuatnya menarik bagi produsen mobil.

Dalam konteks ini, produsen mobil listrik terkemuka seperti Tesla, Ford, BYD, CATL, dan Nio telah beralih ke teknologi baterai LFP untuk beberapa model kendaraan mereka.

Kelebihan baterai LFP termasuk daya tahan terhadap siklus pengisian daya yang tinggi dan kemampuan untuk diisi hingga 100 persen tanpa mengurangi stabilitas.

Selain itu, baterai LFP memiliki lifecycle atau umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan baterai NMC, dan keamanannya lebih tinggi karena memiliki ambang batas panas yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber