Mengenal Olahraga Panahan Tradisional Kerajaan Mataram, Disebut Jemparingan
Olahraga panahan tradisional Jemparingan Mataraman Yogyakarta.-Anggara Wisnu-instagram.com/@wisnu_sri
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Mungkin tidak banyak yang mengetahui olahraga "jemparingan". olahraga ini adalah jenis olahraga panahan khas Kerajaan Mataram yang berasal dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau Yogyakarta. olahraga ini juga dikenal dengan sebutan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta.
Awal dari terkenalnya olahraga ini dapat dilacak dari awal keberadaan Kesultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Raja pertama saat itu, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono I (HB I). Raja pertama Yogyakarta itu menginginkan prajuritnya untuk mempelajari bagaimana cara membentuk watak ksatria. Watak yang diinginkan Sultan HB I dijadikan pedoman para prajuritnya pada waktu itu adalah sawiji (konsentrasi), gereget (semangat), sengguh (percaya diri) dan ora mingkuh (tanggung jawab).
Namun, awalnya olahraga ini hanya dapat dimainkan oleh kalangan kerajaan dan prajurit. Sementara, seiring berjalannya waktu, olahraga ini semakin mendapat perhatian bagi seluruh kalangan masyarakat. Sehingga rakyat biasa pun akhirnya dapat memainkan olahraga tersebut.
Jemparingan berasal dari kata jemparing yang artinya anak panah. Lalu, untuk alat-alat lain dari olahraga ini juga memiliki namanya sendiri, seperti deder (batang anak panah), bedor (mata panah), wulu (bulu pada pangkal panah), dan nyenyep (bagian pangkal anak panah pada tali busur saat memanah).
BACA JUGA:Kebijakan Cina dalam Central Bank Digital Currency (CBDC)
BACA JUGA:Bikin Merinding, 3 Kisah Kapal Hantu Paling Mengerikan di Dunia
Olahraga jemparingan ini memiliki perbedaan dengan olahraga panahan yang biasanya atau modern. Perbedaannya dapat dilihat dari busur panahnya yang terbuat dari bambu atau kayu. Sehingga, pada jemparingan, busurnya akan lebih berat dari busur panahan lainnya yang lebih ringan karena terbuat dari alumunium atau logam ringan.
Untuk alat busur olahraga ini tidak sembarang, sebab ukuran jemparing yang dimiliki harus disesuaikan dengan postur tubuh pemainnya. Kemudian, olahraga ini memiliki keunikan cara bermain. Pada olahraga panahan lainnya bermain dengan cara berdiri, namun untuk jemparingan dimainkan dengan cara duduk. Bahkan ada perbedaan bagi laki-laki dan permpuan, yakni posisi duduk laki-laki adalah posisi sila dan perempuan posisi bersimpuh.
Para pemanah jemparingan tidak membidik dengan mata, namun akan memosisikan busur di depan perut. Hal ini dilakukan agar para pemanah membidik sesuai dengan perasaan pemanah. Para pemanah akan duduk menyamping dengan menarik busur ke arah kepala sebelum akhirnya menembak ke arah wong-wongan atau bandulan (sasaran). Bandulan ini berbentuk silinder tegak yang memiliki tinggi kurang lebih 30 cm dan diameter 3 cm. Penamaan ini dibuat karena memiliki kemiripan dengan manusia.
Bandulan ini terdiri dari tiga bagian. Pada bagian kepala diberi warna merah, pada bagian badan diberi warna putih dan pada bagian leher yang terletak di antara kepala dan badan diberi warna kuning. Masing-masing dari bagian tersebut sudah memiliki poin nilai yang disepakati pada saat pertandingan.
BACA JUGA:Jenis-jenis Crowd Control dalam Mobile Legends Bang Bang, Player ML Sebaiknya Tahu!
BACA JUGA:Update Terbaru Hero Natan MLBB, Bakal Jadi Top Most Pick
Pada bagian bawah dan atas bandulan juga memiliki benda yang diletakkan. Seperti bola kecil yang diletak di bawah bandulan, apabila pemain mengenai bola kecil tersebut akan mendapat pengurangan poin. Sementara, ada lonceng yang diletakkan di atas bandulan, yang akan berbunyi jika terkena anak panah.* (Euriko Yoseph Pangaribuan, PALTV.CO.ID)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber