Nasi Punjung Ayam Terjun: Warisan Kuliner Sakral dari Musi Rawas

PALTV.CO.ID,- Di tengah kekayaan budaya Musi Rawas Sumatera Selatan, terdapat hidangan tradisional yang tak hanya menggugah selera tetapi juga mengandung nilai-nilai adat dan simbolis yang kuat.

Mencerminkan budaya dan semangat kebersamaan, Nasi Punjung Ayam Terjun merupakan salah satu sajian tradisional yang istimewa.

Hidangan Nasi Punjung Ayam lazim disajikan dalam berbagai acara penting, seperti kenduri, syukuran, khitanan, maupun upacara adat, sebagai wujud ungkapan syukur dan pererat tali silaturahmi di tengah masyarakat.

Makna di Balik Nasi Punjung

Nasi punjung adalah nasi yang dibentuk menyerupai kerucut tinggi, melambangkan harapan, doa, dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Biasanya dibuat dari beras ketan putih atau merah, nasi punjung disusun rapi dalam takir dari daun pisang dan ditata dalam nampan atau dulang besar.

BACA JUGA:Ukurannya Sejempol Kaki! SSD Mini Ini Punya Sensor Sidik Jari

BACA JUGA:Bapak AI Peringatkan: AI Mengembangkan Bahasanya Sendiri dan Melampaui Kecerdasan Manusia

Di Musi Rawas, nasi punjung tidak hanya menjadi simbol dalam acara adat, tapi juga sebagai lambang kemakmuran, keberkahan, dan rasa kebersamaan.

Jumlah nasi punjung yang disajikan kadang mencerminkan jumlah anggota keluarga atau harapan tertentu.

Ayam Terjun: Sajian Utuh Sarat Makna

Ayam Terjun mengacu pada ayam kampung yang dimasak utuh tanpa dipotong-potong, kemudian disiram dengan kuah rempah kental berwarna kekuningan atau kemerahan, tergantung bumbu yang digunakan.

Kuah ini biasanya mengandung kunyit, bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, kemiri, dan cabai, memberikan aroma khas yang menggugah selera.

Disebut "terjun" karena ayam disajikan dalam posisi utuh di atas nasi punjung, seolah “melompat” atau “diterjunkan” ke tengah sajian utama. Penyajian seperti ini melambangkan keutuhan keluarga, rasa syukur atas rezeki, dan pengorbanan yang ikhlas.

Sumber: berbagai sumber