Penurunan Penjualan Mobil Listrik di Jerman, Tantangan Baru bagi Masa Depan Industri Otomotif

Penurunan Penjualan Mobil Listrik di Jerman, Tantangan Baru bagi Masa Depan Industri Otomotif

Penurunan Penjualan Mobil Listrik di Jerman, Tantangan Baru bagi Masa Depan Industri Otomotif--ilustrasi pribadi

PALTV.CO.ID - Penurunan drastis penjualan mobil listrik di Jerman pada bulan Agustus menunjukkan tantangan besar yang dihadapi pasar otomotif terbesar di Eropa.

Data resmi dari otoritas transportasi federal Jerman, KBA, mengungkapkan bahwa penjualan mobil listrik baru di Jerman merosot tajam hingga 27,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan hanya 197.322 unit yang terjual.

Penurunan penjualan mobil listrik ini terutama disebabkan oleh anjloknya permintaan untuk kendaraan listrik berbaterai atau EV, yang turun drastis sebesar 68,8 persen menjadi sedikit lebih dari 27.000 unit.

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kemerosotan ini adalah perbandingan yang tidak menguntungkan dengan Agustus 2023.

BACA JUGA:KPU: Dua Daerah Tambah Paslon di Pilkada 2024, Calon Tunggal Masih Ada di 41 Daerah, Di Sumsel ada 2 Daerah

BACA JUGA:Setelah Dikukuhkan, IHGMA Siap Berkolaborasi Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke Sumatera Selatan

ketika banyak pengemudi bergegas membeli EV sebelum beberapa subsidi pemerintah dihapuskan.

Namun, tren penurunan penjualan EV ini tidak hanya terbatas pada bulan Agustus saja, melainkan telah menjadi pola yang terus berlanjut sepanjang tahun 2024.

Penghapusan insentif pembelian untuk mobil listrik di Jerman dianggap menjadi salah satu penyebab utama penurunan permintaan ini.


Penurunan drastis penjualan mobil listrik di Jerman pada bulan Agustus menunjukkan tantangan besar--ilustrasi pribadi

Bagi produsen mobil, kondisi ini menghadirkan tantangan tambahan di tengah upaya mereka untuk memenuhi target iklim yang semakin ketat di masa mendatang.

BACA JUGA:Tekan Penyalahgunaan Narkotika Palpres dan BNN Lakukan MOU

BACA JUGA:Penolakan Relokasi Pedagang akan Tempuh Jalur Hukum

Selain itu, persaingan yang semakin sengit dari luar negeri semakin memperburuk situasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber