Banyak Investor Saham Beralih ke Kripto, Ternyata Ini Sebabnya

Banyak Investor Saham Beralih ke Kripto, Ternyata Ini Sebabnya

Banyak Investor Saham Beralih ke Kripto, Ternyata Ini Sebabnya--free pik.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Pergeseran investor dari pasar saham ke pasar kripto telah menjadi salah satu faktor utama dalam penurunan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun ini.

Data terbaru dari BEI pada Jumat (26/7/2024) menunjukkan bahwa nilai transaksi harian saham telah merosot menjadi sekitar Rp11,89 triliun, di bawah target tahunan BEI sebesar Rp12,25 triliun.

Oktavianus Audi, Head of Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas, menyatakan bahwa selain faktor ekonomi makro, penurunan ini juga dipengaruhi oleh minat yang meningkat dalam investasi kripto.

Audi menekankan bahwa daya tarik utama investasi kripto adalah kemudahan aksesibilitas seperti pembukaan rekening kripto yang mudah dan kemampuan perdagangan 24 jam.

BACA JUGA:Pemerintah Indonesia Beralih ke Kendaraan Listrik untuk Dinas

"Selain itu, fluktuasi harga yang tidak terbatas memberikan peluang keuntungan yang lebih besar, meskipun juga membawa risiko tinggi," ujar Audi kepada Bisnis pada Senin (29/7/2024).

Para trader harian atau scalper cenderung melihat kripto sebagai alternatif yang menarik, yang pada akhirnya meningkatkan volume transaksi harian kripto secara signifikan.

Di sisi lain, meskipun transaksi saham menunjukkan penurunan, nilai transaksi kripto justru mengalami lonjakan yang signifikan.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat bahwa nilai transaksi kripto dari Januari 2024 hingga Juni 2024 mencapai Rp301,75 triliun, meningkat 354,17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

BACA JUGA:Anti Kena Iklan Nyeleneh! Begini Cara Jitu Biar Notifikasi HP Kamu Tetap Bersih

Tirta Karma Senjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ini juga didukung oleh peningkatan jumlah pelanggan kripto yang terdaftar, mencapai 20,24 juta pelanggan hingga Juni 2024.

"Tren ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan potensi investasi dalam aset kripto," kata Tirta dalam keterangan resmi.

Perlu dicatat bahwa pengawasan terhadap transaksi aset kripto saat ini dalam proses peralihan dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang direncanakan akan terlaksana pada Januari 2025.

Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, mengakui bahwa ada tren peralihan investor dari saham ke instrumen investasi lain di tengah kondisi lesunya transaksi saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber