Makin Akrab, Putin dan Kim Jong Un Akan Saling Membantu Jika Negara Mereka Diserang

Makin Akrab, Putin dan Kim Jong Un Akan Saling Membantu Jika Negara Mereka Diserang

Makin akrab, Putin dan Kim Jong-Un akan saling membantu jika negara mereka diserang.-- ABCnews

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani sebuah perjanjian kemitraan yang mencakup janji pertahanan bersama Rabu, 19 Juni 2024.

Perjanjian ini salah satunya kersajama jika salah satu negara diserang. Kim Jong Un menggambarkan langkah ini sebagai sebuah "aliansi" baru antara kedua negara.

Langkah ini diambil pada saat Amerika Serikat dan sekutunya di Asia sedang memantau sejauh mana Rusia akan memperkuat dukungannya terhadap Korea Utara. Dimana Korea Utara menjadi satu-satunya negara yang telah melakukan uji coba senjata nuklir pada abad ini.

Perjanjian ini dianggap sebagai respons terhadap tekanan dari Barat yang semakin mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.

BACA JUGA:Mantan Kabid SMA Disdik Sumsel Jalani Sidang Kasus Korupsi Pembangunan Gedung SMA di OKU Selatan Rp719 Juta

Setelah serangkaian pembicaraan, Kim Jong Un dan Putin menandatangani fakta kemitraan strategis komprehensif. Menurut Putin, pakta ini mencakup klausul pertahanan bersama jika salah satu negara mengalami agresi.

Putin juga mengkritik pengiriman persenjataan canggih dan jarak jauh Barat, termasuk pesawat tempur F-16 ke Ukraina, yang menurutnya telah melanggar perjanjian besar. "Sehubungan dengan hal ini, Rusia tidak mengecualikan pengembangan kerja sama teknis militer dengan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)," ujarnya, menggunakan nama resmi Korea Utara.

Kim Jong Un memuji Rusia karena telah mengambil

langkah-langkah strategis yang signifikan untuk mendukung Korea Utara. Ia menekankan pentingnya hubungan yang dibangun antara kedua negara, mengingat Korea Utara didirikan pada tahun 1948 dengan dukungan Uni Soviet.

BACA JUGA:Ditinggal Pergi Salat Maghrib ke Masjid, Rumah Kayu di Desa Segamit Dilahap Si Jago Merah

Meskipun Korea Utara memiliki perjanjian pertahanan dengan Cina, Pyongyang tidak memiliki kolaborasi militer yang aktif dengan Beijing seperti yang telah dikembangkan dengan Rusia dalam setahun terakhir. 

Kedekatan yang terjalin antara Putin dan Kim Jong Un, termasuk pemberian hadiah berupa limusin dan tur ke pusat peluncuran ruang angkasa baru Rusia, telah menimbulkan kekhawatiran di Amerika Serikat dan sekutunya di Asia.

"Memperdalam kerja sama antara Rusia dan DPRK merupakan tren yang harus menjadi perhatian besar bagi siapa pun yang tertarik untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.

Aliansi baru ini dipandang sebagai upaya Rusia untuk memperluas pengaruhnya di Asia Timur dan sebagai respons terhadap dukungan militer Barat yang terus meningkat kepada Ukraina. Kolaborasi ini juga memberikan Korea Utara dukungan strategis tambahan yang dapat memperkuat posisinya di panggung internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber