Fakta Menarik Desa Nagoro di Jepang: Jarang Ada Manusia , Tapi Desa Ini Dihuni Oleh Ribuan Boneka
Fakta Menarik Desa Nagoro di Jepang: Jarang Ada Manusia , Tapi Desa Ini Dihuni Oleh Ribuan Boneka--instagram.com/@ – mwv.mystic
Boneka-boneka ini diberi nama sesuai dengan orang yang diwakili oleh masing-masing boneka, dan mereka memiliki ciri-ciri yang sangat mirip dengan sosok aslinya.
Proses pembuatan boneka bukanlah hal yang sederhana. Dari menciptakan bentuk dasar hingga menambahkan rambut, mata, hidung, dan pakaian, setiap boneka memerlukan waktu yang cukup lama.
Namun, Ayano Tsukimi merasa bahwa ini adalah cara untuk mengisi kekosongan di hatinya dan menjaga kenangan tentang desanya yang perlahan-lahan menghilang.
Mengisi Kembali Kehidupan Desa:
Seiring berjalannya waktu, jumlah boneka di Desa Nagoro terus bertambah. Kini, desa ini dihuni oleh lebih dari 3500 boneka yang ditempatkan di berbagai tempat, mulai dari rumah-rumah kosong hingga taman dan jalanan.
BACA JUGA:Pentingnya Mengetahui Penggunaan Coolant Konsentrat dalam Sistem Pendingin Kendaraan
Boneka-boneka ini menciptakan kesan bahwa desa ini tetap dihuni dan hidup, bahkan jika penduduk aslinya sudah jarang terlihat.
Selain menjadi pengganti manusia, boneka-boneka ini juga menjadi atraksi wisata yang menarik pengunjung dari seluruh Jepang dan luar negeri.
Fakta Menarik Desa Nagoro di Jepang: Jarang Ada Manusia , Tapi Desa Ini Dihuni Oleh Ribuan Boneka--instagram.com/@ – mwv.mystic
Banyak orang datang ke Desa Nagoro untuk melihat fenomena unik ini dan bertemu dengan Ayano Tsukimi, yang dengan senang hati menceritakan kisah di balik boneka-boneka tersebut.
Konsep Kehidupan dan Kematian:
BACA JUGA:Banyak Dosa Namun Merasa Diri Ini Tidak Pantas Menerima Ampunan Allah? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat
Desa Nagoro dan boneka-boneka di dalamnya menciptakan konsep yang sangat unik tentang kehidupan dan kematian. Boneka-boneka ini seperti jembatan antara dunia nyata dan dunia lain.
Dimana menggambarkan penduduk yang pernah hidup dan sekarang berada dalam bentuk yang tidak dapat bergerak dan diam. Mereka juga menjadi simbol keberlanjutan dan perjuangan seorang perempuan untuk mempertahankan kenangan tentang desanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber