Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan

Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya  Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan

Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan --instagram.com/@kingbatiktulis

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,-  Indonesia terkenal akan batik yang sudah mendunia. Beragam jenis motif batik terkenal dan banyak diproduksi dalam bentuk pakaian, kain, cinderamata dan lainnya. Nah, salah satu yang sedang menarik perhatian pecinta baik yakni jenis motif ciprat hasil karya para penyandang disabilitas di Semarang.

 Batik Ciprat adalah cara kreatif dalam membuat batik, di mana malam (bahan untuk menggambar kain batik) dicapur-campurkan atau dicipratkan ke atas kain.

Yang membuat batik Ciprat ini sangat istimewa adalah siapa yang membuatnya. Batik ini adalah hasil karya anak-anak penyandang disabilitas, termasuk tuna grahita berat, tuna rungu, tuna wicara, autis, dan down syndrome.

Mereka membuat batik ini tanpa menggunakan pola pasti, sehingga setiap karya yang dihasilkan adalah unik dan berbeda satu sama lain.

BACA JUGA:Ratusan Hektare Lahan di Desa Gasing Terbakar, Kabut Asap Bahayakan Pengguna Jalan

Sejarah batik Ciprat dimulai pada tahun 2011 ketika seorang guru keterampilan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Semarang mencoba melatih siswa tuna grahita berat untuk membatik.

Namun, siswa-siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menggunakan alat canting yang biasa digunakan dalam pembuatan batik tradisional.

Mereka akhirnya mencoba mencipratkan dan meneteskan larutan malam ke kain dengan cara yang acak. Hasilnya, mereka berhasil menciptakan batik dengan gaya yang berbeda dan melampaui batasan pola tradisional.

 

Proses pembuatan batik ciprat melibatkan tangan, sendok, kuas, atau lidi, sehingga memberikan hasil yang sangat berbeda dari batik tradisional.

BACA JUGA:Banyak Dosa Namun Merasa Diri Ini Tidak Pantas Menerima Ampunan Allah? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Perbedaan utama antara batik Ciprat dengan batik lainnya adalah warnanya yang mencolok dan motifnya yang berbeda. Motif batik Ciprat sering kali berbentuk bintik-bintik yang terhampar secara acak di seluruh kain.

Kain yang digunakan untuk batik Ciprat umumnya adalah kain katun primisima dengan ukuran standar 1,15 x 2,25 meter.

Proses pembuatannya mencakup penggunaan remasol, pewarnaan dengan waterglass, perebusan, dan pengeringan seperti halnya pembuatan batik tradisional lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber