Wow! Data OJK 2023 Menyebutkan Warga Sumsel Hutang Pinjol Capai Rp 1 Triliun Lebih.

Wow! Data OJK 2023 Menyebutkan Warga Sumsel Hutang Pinjol Capai Rp 1 Triliun Lebih.

Wow Data OJK 2023 Menyebutkan Warga Sumsel Hutang Pinjol Capai Rp 1 Triliun Lebih.--instagram.com/@carabebass_pinjol

BACA JUGA:Kisah Nyata di Zaman Yunani ! Terlalu Cantik, Phryne Wanita Penghibur yang Lolos dari Hukuman Mati

Seperti diberitakan, generasi muda berdasarkan data Fintech P2P OJK menunjukan bahwa 60 persen Pinjol ini dinikmati oleh anak muda umur 19 tahun sampai 35 tahun.

Kalau generasi dahulu cenderung menghindari hutang, namun generasi sekarang justeru ramai-ramai berhutang.

Menjamurnya orang yang menghubungi Pinjol menurut ustadz Syafiq Riza Basalamah, karena banyak orang terkena penyakit Istiba.

Yakni satu penyakit yang merasa rezekinya terhambat, ingin cepat sukses sebelum waktunya. Biasanya hidup membandingkan dengan orang lain.

BACA JUGA:Sejarah Mengungkap Sisi Lain Bilal bin Rabah, Muadzin Pertama Yang Pernah Jadi Gubernur Damaskus

Misalnya orang lain sudah punya rumah, motor, mobil bagus dan sebagainya. Sehingga keinginan tersebut mendorong untuk meminjam dengan cara mudah dengan proses yang tidak ribet.

Sementara, tingginya profesi guru yang terlibat Pinjol menjadi diskusi seirus banyak pihak. Kesejahteraan guru di Indonesia menjadi perhatian serius.

Seiring dengan munculnya berita tentang sejumlah guru yang terlibat dalam praktik pinjaman online (pinjol). Bebrapa alasan muncul. 

Kondisi ekonomi yang sulit, gaji yang minim, dan tuntutan pekerjaan yang tinggi telah mendorong beberapa guru untuk mencari pinjaman melalui pinjol sebagai solusi mendesak.

BACA JUGA:Kisah Nyata di Zaman Yunani ! Terlalu Cantik, Phryne Wanita Penghibur yang Lolos dari Hukuman Mati

Seiring dengan meningkatnya biaya hidup, gaji guru yang sering kali terbatas telah membuat banyak dari mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ini telah mendorong sebagian guru untuk memanfaatkan layanan pinjol yang dapat memberikan dana dalam waktu singkat, namun seringkali dengan bunga yang tinggi.

Kondisi ini menyulitkan guru, yang seharusnya mendidik generasi masa depan, untuk berkonsentrasi sepenuhnya pada tugas mereka.

Terjebak dalam utang yang semakin besar, mereka mungkin mengalami stres dan tekanan finansial yang berdampak negatif pada kualitas pengajaran mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber