Rumah Unik Suku Sasak Desa Sade Lombok! Lantainya Terbuat dari Jerami Campur Kotoran Sapi

Rumah Unik Suku Sasak Desa Sade Lombok! Lantainya Terbuat dari Jerami Campur Kotoran Sapi

Rumah unik suku Sasak Desa Sade Lombok. Lantainya dibuat dari campuran jerami dan kotoran sapi.--instagram.com/@raukusuma

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Suku Sasak di Desa Sade di Lombok Indonesia, terkenal dengan rumah tradisional mereka yang disebut "rumah panggung" atau "bale".

Rumah ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar mereka, termasuk bambu, kayu, dan jerami.

Salah satu hal yang menarik adalah lantai rumah mereka yang terbuat dari campuran bahan alami termasuk kotoran sapi. Proses pembuatan lantai ini melibatkan campuran kotoran sapi, tanah, dan bahan lain seperti jerami.

Kotoran sapi ini kemudian diolah dengan bahan lainnya untuk menciptakan campuran yang kuat dan tahan lama. Setelah campuran ini mengering dan mengeras, lantai tersebut dapat digunakan sebagai permukaan yang cukup solid untuk berjalan dan beraktivitas.

BACA JUGA:Satlantas Polres Muara Enim Ubah Jalur Uji Praktek Lapangan SIM C

BACA JUGA:Lahan Longsor Akibat Aktivitas Tambang PT SBP, Warga Desa Penyandingan Tuntut Ganti Rugi

Penggunaan kotoran sapi dalam bahan bangunan tradisional seperti ini bukanlah hal yang jarang dijumpai di berbagai budaya di seluruh dunia.

Meskipun mungkin terdengar tidak biasa atau tidak enak, campuran seperti ini sebenarnya memiliki sifat-sifat yang menguntungkan dalam konteks bangunan tradisional, termasuk isolasi termal dan tahan air.

Suku Sasak desa Sade adalah salah satu suku yang mendiami pulau Lombok, Indonesia. Mereka memiliki budaya dan tradisi yang unik, terutama dalam hal arsitektur, tata krama, dan kehidupan sehari-hari.

Di zaman dulu, budaya suku Sade sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai adat dan lingkungan alam sekitar. Berikut adalah beberapa aspek budaya suku Sasak di Desa Sade di zaman dulu:

Interior rumah suku Sasak Desa Sade Lombok. Lantainya terbuat dari campuran jerami dan kotoran sapi. Dengan atap bambu.-hanida syafrina-foto pribadi

BACA JUGA:Gerak Cepat, Jatanras Polda Sumsel Tangkap Jukir yang Peras & Ancam IRT di Bawah Jembatan Ampera

Arsitektur Rumah Tradisional

Rumah tradisional suku Sade dikenal dengan nama "Rumah Gadang" atau "Bale Tani". Rumah ini terbuat dari anyaman bambu dan berdinding anyaman bambu juga. Atapnya dibuat dari jerami.

Salah satu ciri khas utama rumah ini adalah atap berbentuk kerucut yang menjulang tinggi. Rumah Gadang biasanya memiliki beberapa kamar yang terpisah dan dikelilingi oleh tembok yang juga terbuat dari anyaman bambu.

Sistem Kearifan Lokal

BACA JUGA:70 sampai 80 Persen Pemkot Palembang Terima Pengaduan Masyarakat Tentang Lampu Jalan

BACA JUGA:Saksi Dicecar Soal Aliran Dana Hibah Bawaslu OKU Selatan 2019-2021

Suku Sade memiliki sistem aturan adat yang ketat dan dijunjung tinggi. Masyarakat Sade menjunjung tinggi nilai-nilai seperti gotong-royong, rasa saling membantu, dan menghormati orang tua serta orang yang lebih tua.

Mereka juga memiliki sistem tradisional yang disebut "Karang Taruna" yang berfungsi sebagai lembaga adat untuk mengatur kehidupan masyarakat.

Tata Krama dan Tatanan Sosial

Di dalam masyarakat suku Sade, tata krama sangat diperhatikan. Ada aturan-aturan tata krama yang harus diikuti dalam berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat. Perilaku sopan dan hormat kepada orang yang lebih tua merupakan hal yang sangat penting.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Eks Kepala Dinas PU Cipta Karya Diperiksa Kejati Sumsel Terkait Dugaan Korupsi Pasar Cinde

BACA JUGA:Perubahan Perilaku Anak, Kenali Gejala Trauma pada anak

Seni dan Budaya

Suku Sade memiliki beragam seni dan budaya yang diekspresikan dalam bentuk tarian, musik, dan kerajinan tangan.

Mereka terkenal dengan tarian tradisional seperti "Tari Topat" yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sade.

Mereka juga membuat kerajinan tangan seperti anyaman bambu, tenun ikat, dan ukiran kayu. Jika berkunjung ke desa Sade, Suku Sasak terlihat kehidupan yang sederhana dan tidak tersentuh tekhnologi.

BACA JUGA:DPRD Usulkan 3 Nama Pj Walikota Prabumulih Pengganti Ridho Yahya

BACA JUGA:4 Tersangka Korupsi Dana Hibah Bawaslu Ogan Ilir Jalani Rekontruksi

Seperti peralatan rumah tangga yang masih kuno, seperti memasak dengan kayu bakar, tanpa kulkas dan barang elektronik lainnya. Bahkan Suku Sasak disini terkesan miskin.

Mereka hidup dari bertani atau berjualan souvenir di depan rumah mereka sendiri. Disini dijual aneka pernak pernik perhiasan khas lombok serta kain tenun.

Kalau ingin melihat desa Sade Lombok, cukup menggunakan mobil sekitar 1 jam perjananan dari ibukota NTB yakni Mataram. Desa ini terletak di pinggir jalan raya Praya-Kuta, dengan luas desa yang hanya dihuni sekitar puluhan rumah.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber