Sempat Mangkir Jadi Saksi, Aswari Rifai Akhirnya Jadi Saksi dan Bantah Pernyataan Terdakwa Endre Saiful

Sempat Mangkir Jadi Saksi, Aswari Rifai Akhirnya Jadi Saksi dan Bantah Pernyataan Terdakwa Endre Saiful Pernah--Foto : Heru - PALTV
PALTV.CO.ID – Sidang lanjutan perkara dugaan korupsi pengelolaan pertambangan batubara di lahan PT Bukit Asam (PT BA) periode 2010-2014 kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Palembang, Senin (17/2/2025).
Kasus ini melibatkan dua perusahaan, PT Andalas Bara Sejahtera (PT ABS) dan PT Bara Centra Sejahtera (PT BCS), di Kabupaten Lahat, yang mengakibatkan kerugian keuangan negara lebih dari Rp 495 miliar.
Sidang yang dipimpin oleh Majelis Hakim Fauzi Isra, SH, MH ini dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan menghadirkan saksi kunci, Aswari Rivai, mantan Bupati Lahat dua periode, yang memberikan kesaksian secara virtual.
Dalam keterangannya, Aswari Rivai membantah berbagai tuduhan yang melibatkan dirinya. Ia menegaskan bahwa ia tidak pernah bertemu dengan terdakwa Endre Saiful di Jakarta.
BACA JUGA:Pengelola Citra Grand City Tempuh Jalur Hukum Terkait Pemblokiran Pintu Masuk Klaster Somerset East
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Siapkan Kuota 2000 Penumpang Untuk Mudik Gratis Sumsel 2025, Ada Penambahan Rute
Sidang lanjutan perkara dugaan korupsi pengelolaan pertambangan batubara di lahan PT Bukit Asam (PT BA) periode 2010-2014--Foto : Heru - PALTV
Menurut Aswari, informasi yang dimilikinya hanya berdasarkan laporan dari Dinas Pertambangan Lahat, mengingat banyaknya perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Saya tidak pernah bertemu dengan Endre Saiful di Jakarta. Semua informasi yang saya dapatkan berasal dari laporan dinas,” kata Aswari dalam kesaksiannya. Ia juga menegaskan bahwa Surat Keluar Asal Barang (SKAB) seharusnya ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertambangan, bukan oleh dirinya.
Aswari melanjutkan, pada masa jabatannya, ia pernah memberhentikan Saiful Ishak sebagai Kepala Bagian Hukum dengan tidak hormat. Ia juga menjelaskan bahwa dokumen izin tambang PT ABS yang terlampir dalam berkas tidak dapat ia akui, kecuali yang pertama, yang sah karena ada tanda tangan dan cap basah.
“Izin tambang PT ABS dalam lampiran kedua saya tidak akui, saya merasa dirugikan. Saya tidak mengenal Alm Jaja atau Siti Zaleha,” tegasnya, menambahkan bahwa ia juga tidak pernah menerima uang atau melakukan pertemuan dengan terdakwa Misri.
BACA JUGA:Tim TABUR Kejari Muara Enim menggiring buronan setelah dua tahun.
BACA JUGA:Pacu Perkembangan Industri Kecil Menengah, Pj Walikota Palembang Resmikan Galeri Dekranasda
Namun, keterangan Aswari Rivai ini dipatahkan oleh terdakwa Misri, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: paltv.co.id