Bagaimana Preferensi Makanan Berhubungan dengan Kognisi dan Kesehatan Otak?

Bagaimana Preferensi Makanan Berhubungan dengan Kognisi dan Kesehatan Otak?

Bagaimana Preferensi Makanan Berhubungan Dengan Kognisi dan Kesehatan Otak--freepik.com

BACA JUGA:Niat Sholat Masjid Tahiyatul, Waktu Sholatnya, Kunci Keutaman, dan Tata Caranya

Selain itu, orang-orang dengan pola makan yang sehat dan seimbang ditemukan memiliki kesehatan otak, fungsi kognitif, dan kesehatan mental yang lebih baik daripada yang lain.

Diet seimbang dibandingkan dengan tiga kelompok: rendah karbohidrat (18%), vegetarian (6%) dan tinggi protein/rendah serat (19%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menjalani diet seimbang memiliki kecerdasan cairan (kemampuan untuk memecahkan masalah baru), kecepatan pemrosesan, memori, dan fungsi eksekutif (seperangkat keterampilan mental termasuk berpikir fleksibel dan pengendalian diri) yang lebih baik daripada mereka yang menjalani diet lainnya.

Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan volume materi abu-abu (lapisan terluar otak) dan perbaikan struktur neuron (sel otak), yang merupakan indikator penting kesehatan otak.

BACA JUGA:Komponen Kendaraan Wuling Air EV Diklaim Sudah Tersedia, Ini Penjelasannya

Anehnya, diet vegetarian tidak menunjukkan hasil sebaik diet seimbang. Salah satu alasannya mungkin karena banyak vegetarian yang tidak mengonsumsi cukup protein.

Diet yang sehat dan seimbang untuk otak termasuk diet Mediterania dan diet Mind (Intervensi Mediterania untuk Penundaan Neurodegeneratif).

Diet ini merekomendasikan ikan (terutama ikan berminyak), sayuran berdaun gelap, buah segar, sereal, kacang-kacangan dan biji-bijian, dan daging seperti unggas. Namun, diet ini juga membatasi daging merah, lemak, dan karbohidrat.

Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa diet Mediterania memiliki potensi untuk mengubah otak dan kognisi kita. Dalam sebuah penelitian, kinerja kognitif meningkat setelah hanya 10 minggu menjalani diet Mediterania.

BACA JUGA:Peningkatan Permintaan Kredit Kendaraan dan KTA Sambut Lebaran 2024

Penelitian lain menunjukkan bahwa diet Mediterania mengurangi kadar peptida berbahaya yang disebut beta-amiloid di otak.

Beta-amiloid, bersama dengan protein tau, merupakan indikator kerusakan otak yang terjadi pada penyakit Alzheimer.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa pola makan Jepang yang mengandung nasi, makanan laut, miso, acar, dan buah-buahan mencegah penyusutan otak.

Studi ini juga menemukan bahwa ada beberapa gen yang mungkin berkontribusi pada hubungan antara pola makan dan kesehatan otak, fungsi kognitif dan kesehatan mental.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber