Bagaimana Preferensi Makanan Berhubungan dengan Kognisi dan Kesehatan Otak?

Bagaimana Preferensi Makanan Berhubungan dengan Kognisi dan Kesehatan Otak?

Bagaimana Preferensi Makanan Berhubungan Dengan Kognisi dan Kesehatan Otak--freepik.com

 PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Bagaimana preferensi makanan berhubungan dengan kognisi dan kesehatan otak- dan mengapa diet seimbang lebih unggul?

Namun, preferensi makanan bukanlah takdir. Sebagai contoh, jika Anda secara bertahap mengurangi asupan gula dan lemak dan mempertahankan tingkat yang sangat rendah selama beberapa bulan.

Anda sebenarnya akan mengembangkan preferensi untuk jenis makanan tersebut.

Dari kerenyahan sayuran segar hingga kelembutan makanan penutup yang menggoda, preferensi makanan setiap orang berbeda. Selera kita dibentuk dan dikembangkan secara unik oleh genetika, budaya, dan pengalaman pribadi kita.

BACA JUGA: Menjelajahi Keindahan Alam, Pantai Utama Raya Beach dalam Kemegahan

Preferensi makanan memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan makan. Makanan yang sangat lezat dengan kandungan gula, lemak, dan garam yang tinggi sering kali menarik selera orang dan memberikan kepuasan langsung.

Namun, makanan cepat saji umumnya tinggi kalori dan rendah nutrisi penting, yang menyebabkan kenaikan berat badan dan peningkatan risiko kondisi kesehatan fisik dan mental.

Kini kami menemukan bahwa makanan yang Anda pilih tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental Anda, tetapi juga dengan fungsi kognitif, struktur otak, dan genetika.

Preferensi yang meluas terhadap makanan cepat saji kemungkinan besar terkait dengan peningkatan obesitas secara global.

BACA JUGA:Macam-Macam Kue Kering Lebaran untuk Dikirim ke Orang-Orang Tersayang di Hari Raya Idul Fitri

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari delapan orang di seluruh dunia akan mengalami obesitas pada tahun 2022. Proporsi ini meningkat dua kali lipat sejak tahun 1990.

Obesitas tidak hanya menyebabkan peningkatan risiko penyakit termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, tetapi juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental sebesar 30-70%.

Konsumsi sayuran, buah, ikan, daging, keju, sereal, anggur merah, minuman beralkohol, dan roti diteliti. Hasilnya menunjukkan bahwa 57% partisipan lebih memilih pola makan yang sehat dan seimbang.

Ini termasuk campuran yang seimbang dari semua makanan yang diteliti, tanpa jumlah yang berlebihan dalam kategori apa pun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber