Indonesia Defisit Beras, Impor Dipercepat Sebagai Persiapan Pangan Menjelang Idul Fitri 2024

Indonesia Defisit Beras, Impor Dipercepat Sebagai Persiapan Pangan Menjelang Idul Fitri 2024

Indonesia Defisit Beras, Impor Dipercepat Sebagai Persiapan Pangan Menjelang Idul Fitri 2024--free pik.com

BACA JUGA: Rahasia Sukses Al Pacino, Jejak Karir The Godfather dalam Dunia Film Hollywood

Zulkifli Hasan juga menyoroti beberapa komoditas yang menjadi fokus perhatian, seperti beras, jagung, ayam, dan telur.

Dia menjelaskan bahwa dengan adanya fenomena El Nino, ketersediaan beras dan jagung menjadi perhatian utama, karena keduanya berhubungan dengan pasokan pakan ternak dan berpotensi memengaruhi harga ayam dan telur.

"Karena adanya El Nino, ketersediaan beras dan jagung menjadi perhatian utama, karena jagung berkaitan dengan pasokan pakan ternak dan berpengaruh pada harga ayam dan telur," tambahnya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa terdapat defisit persediaan beras nasional sekitar 2,8 juta ton pada Januari-Februari 2024, disebabkan oleh dampak fenomena El Nino.

BACA JUGA: Berkas Fisik Tersangka Sarimuda Dilimpah KPK Ke PN Palembang, Agenda Sidang Pekan Depan

Untuk mengatasi defisit ini, pemerintah berencana melakukan impor beras melalui program tertentu. "Kami kekurangan sekitar 2,8 juta ton akibat El Nino pada Januari-Februari.

Namun, akan kami cover dengan sisa stok tahun sebelumnya dan impor yang masuk pada 2024," jelas Arief.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), defisit sekitar 2,8 juta ton beras dihitung berdasarkan kebutuhan beras rata-rata nasional sekitar 2,5 hingga 2,6 juta ton per bulan, sementara kemampuan produksi di awal Januari kurang dari 1 juta ton karena dampak El Nino.

Presiden Joko Widodo telah menyetujui impor total 2 juta ton beras dari Vietnam dan Thailand.

BACA JUGA:Kandaskan Sada Sumut FC, SFC Kudeta Peringkat 1 Klasmen Playoff

"Syaratnya, harga di tingkat petani tetap dijaga seperti hari ini," kata Arief. Selain itu, Indonesia juga mendapatkan komitmen tambahan impor beras sebanyak 1 juta ton dari India melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).

Arief optimis bahwa persediaan beras di Indonesia akan mencukupi kebutuhan awal tahun ini melalui program impor dan cadangan beras hasil panen nasional.

Rapat terbatas dengan Presiden juga menekankan pentingnya semua otoritas terkait pangan di Indonesia untuk memastikan stok beras mencukupi menjelang panen raya tahun ini.

"Harga di tingkat petani harus tetap dijaga, dan stok beras ini harus cukup hingga puncak musim panen. Itu adalah poin utama yang kami diskusikan," tutup Arief.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber