Bahas Redakan Permusuhan ! Presiden Putin, PM Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas Saling Telpon
Presiden Putin Telpon PM Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas--pixabay.com
PALEMBANG, PALTV.CO.ID. Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara via telpon pada hari Senin (16/10) dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan beberapa pemimpin regional lainnya untuk mengusulkan meredakan permusuhan.
Dalam perbincangan di telepon dengan Perdana Menteri Netanyahu dan Mahmoud Abbas, Putin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan teman-teman warga Israel yang meninggal.
Pembicaraan telpon para pemimipin wilayah Timur Tengah ini, sekaligus menekankan kecaman kerasnya terhadap tindakan apa pun yang mengorbankan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, menurut sebuah pernyataan dari Kremlin.
Saat melepon PM Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Rusia siap membantu mengakhiri konflik Palestina-Israel dan mencapai solusi damai dan bahas rencanaan redakan permusuhan melalui cara-cara politik dan diplomatik,
BACA JUGA:Kini Sudah 12 Jurnalis Yang Meninggal Dalam Tugas Peliputan Konflik Israel-Hamas
Kremlin menambahkan, Putin juga menginformasikan kepada Perdana Menteri Israel mengenai langkah-langkah yang diambil Rusia untuk menormalkan situasi mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut, dan membantu mencegah bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.
Sebelumnya, pemimpin Rusia ini mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Iran Raisi.
"Sisa panggilan telepon hari ini termasuk pertemuan dengan Presiden Mesir El-Sisi, Presiden Palestina Abbas dan Perdana Menteri Israel Netanyahu,"kata ajudan kepresidenan Rusia untuk kebijakan luar negeri, Yury Ushakov.
Sepertidikutip oleh kantor berita Rusia, RT.com, Senin (16/10/2023) dikutip laman kantor berita Rusia, RT.com
Menurut Kremlin, selama pembicaraan mereka, keprihatinan yang sangat besar diungkapkan tentang eskalasi besar-besaran permusuhan, dengan peningkatan korban sipil yang sangat besar dan eskalasi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Abbas, Assad, Raisi dan El-Sisi semuanya menyatakan keprihatinan serius tentang kemungkinan konflik meningkat menjadi perang regional.
Mereka semua sepakat akan kebutuhan mendesak akan gencatan senjata kemanusiaan dan kebutuhan untuk memberikan bantuan kepada semua pihak yang membutuhkan.
Putin mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa Rusia ingin menghentikan permusuhan dan menstabilkan situasi sesegera mungkin, dan mengungkapkan bahwa Moskow telah mengirimkan sebuah rancangan resolusi yang seimbang dan tidak politis ke Dewan Keamanan PBB, menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
'Konsensus umum' antara Putin dan para pemimpin Palestina, Iran, Suriah, dan Mesir adalah bahwa 'eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya'.
Saat ini disebabkan oleh 'stagnasi jangka panjang' proses perdamaian Timur Tengah. Pemimpin Rusia itu menyarankan agar proses tersebut dimulai kembali dengan tujuan untuk solusi jangka panjang dan adil untuk menciptakan negara Palestina yang merdeka yang hidup dalam perdamaian dan keamanan dengan Israel.
Presiden Abbas mengapresiasi posisi Rusia yang mendukung perdamaian yang komprehensif dan adil di Timur Tengah berdasarkan hak-hak Palestina dan resolusi-resolusi yang memiliki legitimasi internasional.
WAFA melaporkan bahwa Presiden Abbas menegaskan kembali perlunya menghentikan serangan, menghentikan penargetan warga sipil Palestina, menciptakan koridor yang aman untuk pengiriman pasokan medis dan makanan, serta menyediakan air dan listrik bagi warga Gaza.
BACA JUGA:Memahami Makna Panggilan 'Habib', dan Sejarah Keturunan Nabi Muhammad di Indonesia
Kepada Putin, Abbas juga menyampaikan perlunya menghentikan upaya pengusiran warga Palestina dari Jalur Gaza. Abbas meyakini bahwa tindakan tersebut akan dianggap sebagai Nakba (bencana) kedua bagi rakyat Palestina.
Nakba adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengusiran lebih dari 700.000 warga Palestina ketika Negara Israel didirikan pada tahun 1948.
Pada tanggal 7 Oktober, kelompok bersenjata Palestina Hamas menembakkan ribuan rudal ke Israel, mengirimkan pasukan bersenjata melintasi perbatasan dari Gaza.
Sebagai hasil dari penyergapan ini, lebih dari 1.300 warga Israel terbunuh dan ribuan lainnya terluka, menurut pihak berwenang setempat. Israel menyatakan 'perang' terhadap Hamas, menjanjikan pembalasan dan mengancam untuk meratakan Gaza.
Hingga Senin malam, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 2.800 warga Palestina telah terbunuh dan 10.800 lainnya terluka akibat serangan udara Israel.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: rt.com