Mengintip Keindahan Gunung Merbabu, Pesona Alam Unggulan Jawa Tengah

JAWA TENGAH, PALTV.CO.ID - Berdiri kokoh pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Merbabu menghadirkan kecantikan yang tak terlupakan.

Pendakian yang menantang dengan pemandangan yang memukau, menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta ketinggian yang akrab dengan udara dingin pegunungan.

Bersebelahan dengan Gunung Merapi, Gunung Merbabu ini tak kalah memukau. Oleh sebagian pendaki, Gunung Merbabu bahkan dijuluki "The Little Rinjani".

Terletak di perbatasan tiga kabupaten, yakni Semarang, Boyolali, dan Magelang, di Provinsi Jawa Tengah, Gunung Merbabu adalah gunung berapi tipe strato, terbentuk dari hasil letusan berulang-ulang.

BACA JUGA:PALTV Meriahkan Palembang, Showtime Basketball 3x3 Championship Seri 2 Perebutkan Piala Gubernur Sumsel 2023

BACA JUGA:Pelantikan Pj Kades Panca Tunggal: Pj Bupati Muba Apriyadi Pesan Jaga Kondusifitas Warga

Secara etimologis, "Merbabu" terdiri dari dua kata, yaitu "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Namanya pertama kali muncul dalam naskah-naskah Belanda. Meskipun pernah meletus pada tahun 1560 dan 1979, kini Gunung Merbabu ini sudah tidak aktif lagi.

Gunung Merbabu memiliki empat jalur utama: Selo dari Boyolali, Kopeng dari Salatiga, Wekas dari Magelang, dan Suwanting dari Magelang.

Setiap jalur ini menawarkan trek yang beragam, mulai dari jalan datar hingga menanjak. Jalur Selo dari Boyolali sering menjadi favorit pendaki karena treknya yang lebih mudah dan pemandangan yang menakjubkan.

Dari pagi hingga siang hari, Anda akan disuguhi pemandangan padang ilalang hijau dan sabana yang memukau mata. Sementara di malam hari, pemandangan gemerlap kota dari ketinggian akan memukau Anda.

BACA JUGA:Bighit Music Umumkan BTS Come Back Setelah 2025, dan Umumkan Hari Ini Suga Pergi Wamil

BACA JUGA:Peserta Modern Dancer Ikuti Technical Meeting, Tuan Rumah SPH Optimis Bisa Juara 1

Gunung Merbabu memiliki tiga puncak, yaitu Puncak Triangulasi, Puncak Kentheng Songo, dan Puncak Syarief.

Di puncak-puncak ini, seringkali diadakan upacara keagamaan oleh masyarakat sekitar yang masih mengikuti kepercayaan Kejawen, tradisi lokal Jawa.

Sumber: berbagai sumber