Jangan Dekat-dekat Orang Kesurupan, Bisa 'Menular' Lho!

Jangan Dekat-dekat Orang Kesurupan, Bisa 'Menular' Lho!

Ilustrasi kesurupan (trance).--pixabay.com/marijeberting

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Orang yang kesurupan atau bertindak di luar kesadaran sebagai diri sendiri, bisa ‘menularkan’ kesurupan itu kepada orang di sekitarnya.

Makanya tidak sedikit terjadi kesurupan masal. Pada mulanya hanya ada satu yang kesurupan, tapi tiba-tiba ada lagi dan lagi.

Begitulah kesurupan bisa mempengaruhi alam bawah sadar seseorang sehingga ikut-ikutan tidak sadar dan bertindak di luar kendali.

Kesurupan adalah Sikap yang ditunjukkan di luar kesadaran kejiwaan manusia. Reaksi kejiwaan ini disebut redesosiasi.

BACA JUGA:Setelah Grand Opening, Dermaster Cabang Palembang Resmi Dibuka

BACA JUGA:2 Atlet Judo Sumsel Dipanggil untuk Jalani Pemusatan Latihan di Ciloto

Reaksi ini menyebabkan seseorang yang kesurupan tidak bisa memfungsikan pikirannya dan realitas sekitarnya itu karena adanya tekanan fisik maupun mental.

Itulah bahayanya tekanan secara mental. Sementara, tidak ada jalan keluar yang dicari. Membiarkan diri sendiri tersakiti dan stres, memicu tindakan di luar nalar.

Orang yang tertekan, cenderung tidak berpikir jernih. Untuk itu, perlu mengelola emosi agar tidak merasa tertekan dan stres sendiri.

Ditinjau dari sisi medis disebutkan bahwa trauma psikologis dan kekerasan yang terjadi berulang kali yang menyebabkan orang kesurupan. Tekanan atau trauma secara mental, dan tidak diselesaikan, menjadi pemicu kesurupan.

BACA JUGA:Rahasia Mata Menawan! Memilih Contact Lens yang Membuatmu Semakin Cantik

BACA JUGA:Fenomena Musisi Meninggal di Usia 27 Tahun atau 27 Club

Orang kesurupan biasanya menangis menjerit-jerit histeris. Beberapa sampai pingsan. Dalam suasana panik, orang di sekitarnya yang memiliki tekanan mental yang sama, akan merasakan emosi dan redesosiasi. Sehingga ikut-ikutan linglung dan hilang kesadaran. 

Merasa ditekan secara sosial dan mental adalah pengalaman disosiatif berubah dari non patologis ke patologis. Artinya, pengalaman hilang jati diri dan menjadi orang lain dalam kurun waktu ‘kesurupan’ dapat ditelusuri penyebabnya secara ilmiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber