Lempok Durian Khas Palembang: Cita Rasa Manis Si Raja Buah dalam Balutan Tradisi

Maka lahirlah lempok durian—hasil kreasi dari kebutuhan untuk mengawetkan durian dan menghindari kerugian akibat pasar yang jenuh.

Awalnya hanya dijual dalam skala kecil, namun seiring waktu, lempok durian mulai dipasarkan ke berbagai toko oleh-oleh dan makanan khas. Setiap toko biasanya mengemas dan memberi label merek sendiri, sehingga tampak beragam meski bahan dasarnya serupa.

BACA JUGA:Polisi Periksa SPBU Talang Jawa Muara Enim Terkait Video Viral Dugaan Praktik Kecurangan

BACA JUGA:Warung Gorengan dalam Lingkungan Kampus A UIN Raden Fatah Palembang Terbakar

Dari Bengkalis, popularitas lempok durian menyebar ke berbagai daerah lain, termasuk Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, hingga Palembang. Kini, lempok durian menjadi oleh-oleh yang dicari oleh para pelancong, khususnya saat musim durian tiba.

Proses Pembuatan Lempok Durian

Langkah pertama adalah memisahkan daging durian dari bijinya. Durian yang digunakan harus benar-benar matang agar rasa manis alaminya keluar sempurna.

Daging buah ini kemudian dimasukkan ke dalam panci besar, lalu ditambahkan gula pasir dan sedikit garam. Dicampur dan dimasak dengan api sedang sembari terus diaduk sampai kalis dan tidak berair.

BACA JUGA:Warung Gorengan dalam Lingkungan Kampus A UIN Raden Fatah Palembang Terbakar

BACA JUGA:BNNK OKI Identifkasi Angka Perceraian di OKI Didominasi Faktor Penyalahgunaan Narkoba

Pengolahan bisa memakan waktu hingga 4 jam sampai teksturnya mengental dan berubah menjadi pasta kental berwarna cokelat gelap.

Setelah adonan matang, api dimatikan dan lempok didiamkan hingga suhu ruang.

Setelah dingin, lempok kemudian dibungkus dalam plastik atau kertas minyak sesuai ukuran yang diinginkan. Beberapa produsen juga membungkusnya dalam kemasan modern untuk keperluan oleh-oleh.

Cita Rasa Tradisional yang Tak Tergantikan

BACA JUGA:Selamat! Joncik Muhammad Terpilih Sebagai Ketua DPW PAN Sumsel

Sumber: berbagai sumber