Tantangan Besar Pemerintah dalam Sektor Migas, Produksi Menurun dan Impor Semakin Membengkak

Tantangan Besar Pemerintah dalam Sektor Migas, Produksi Menurun dan Impor Semakin Membengkak

Tantangan Besar Pemerintah dalam Sektor Migas, Produksi Menurun dan Impor Semakin Membengkak-- Freepik.com

Namun demikian, target ini dihadapkan pada tantangan nyata mengingat tren penurunan yang berkelanjutan.

Dalam rapat kerja antara Komisi VII DPR dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada 27 Agustus 2024.

BACA JUGA:Wuling Hongguang EV, Mulai Dibuka Pemesanannya, Ini Harga Resminya

BACA JUGA:Bakal Calon Wakil Walikota Palembang Nandriani Kunjungi Warga Kelurahan 16 Ilir Palembang

disepakati bahwa target lifting migas untuk tahun 2025 akan direvisi menjadi 1,610 juta boepd, dengan komposisi minyak sebesar 605 ribu bopd dan gas 1,005 juta boepd. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kondisi produksi yang terus menurun.

Namun, persoalan yang lebih mengkhawatirkan adalah meningkatnya ketergantungan Indonesia pada impor minyak.

Menurut Bahlil, negara ini saat ini mengimpor sebanyak 297 juta barel minyak per tahun, yang terdiri dari 129 juta barel dalam bentuk minyak mentah dan 168 juta barel dalam bentuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Produksi minyak dalam negeri hanya mencapai 221 juta barel per tahun, membuat negara harus mengimpor lebih banyak dari yang diproduksi sendiri.

BACA JUGA:Aprizal Hasyim Resmi Dilantik Jadi Sekda Palembang Definitif

BACA JUGA:Assam Laksa Khas Penang, Sajian Segar dengan Kuah Pedas Asam

Lebih lanjut, Bahlil juga mencatat bahwa konsumsi BBM nasional mencapai sekitar 505 juta barel tahun lalu, dengan sektor transportasi sebagai pengguna terbesar (49%), diikuti oleh sektor industri (34%), ketenagalistrikan (8%), dan aviasi (6%).

masalah serupa juga dialami dalam sektor gas, khususnya LPG, di mana Indonesia mengalami defisit produksi signifikan.

Dengan konsumsi LPG mencapai 7 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri hanya mencapai 1,8 juta ton, negara ini harus mengimpor sebagian besar kebutuhannya.

Bahlil menekankan perlunya mempercepat hilirisasi industri migas untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

BACA JUGA:Convertible vs Hardtop, Mana yang Lebih Cocok untuk Jiwa Petualang Anda?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber