Benarkah Menikah di Bulan Muharram Membawa Sial? Simak Penjelasannya Menurut Pandangan Islam

Benarkah Menikah di Bulan Muharram Membawa Sial? Simak Penjelasannya Menurut Pandangan Islam

Pantangan Menikah di Bulan Muharram--Foto : Freepik.com/freepik

PALEMBANG, PALTV,CO.ID -  Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Islam. Bulan Muharram ini juga sering disebut dengan bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Namun sering kali bulan Muharram ini dikaitkan dengan hal-hal mistis dan berbagai pantangan yang tidak boleh dilakukan karena dipercaya dapat membawa sial. Salah satunya yaitu menikah. Lantas, bagaimana pandangan Islam tentang hal tersebut? Simak penjelasannya.

Menikah merupakan salah satu sunnah Rasul dan sebagai salah satu bentuk ibadah terhadap Allah SWT. Sebagaimana anjuran menikah tercantum dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 32, yang artinya:

 “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."

 BACA JUGA:Lima Bulan Terbaik untuk Menikah dalam Islam

Rasulullah SAW juga menganjurkan umat Muslim untuk menikah, seperti yang disampaikan dalam hadits Abdullah bin Mas'ud. Beliau menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Hai para pemuda! Barang siapa di antara kamu sudah mampu menikah, maka menikahlah, karena dia (menikah) itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan siapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena dapat menahan."

Pada dasarnya dalam Islam tidak ada larangan secara pasti tentang hari-hari yang tidak diperbolehkan untuk menikah. Namun di sisi lain, sebagian masyarakat di Indonesia masih ada yang percaya bahwa ada hari atau waktu-waktu tertentu yang dinilai buruk karena dapat mendatangkan kesialan. Seperti halnya bulan Muharram atau bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Khususnya bagi masyarakat Jawa, sebagian dari mereka masih meyakini bahwa bulan Muharram atau bulan Suro terdapat pantangan untuk melangsungkan hajatan, termasuk pantangan untuk menikah. Pasangan yang menikah di bulan Muharram diyakini akan bernasib buruk.

BACA JUGA:Muslim Harus Tahu! Ini Alasan Mengapa Bulan Syawal Dianjurkan Untuk Menikah, Simak Penjelasannya! 

Kepercayaan terhadap hari-hari sial seperti larangan menikah di bulan Muharram ternyata tidak hanya ada di tengah masyarakat Jawa saja. Keyakinan akan adanya hari-hari yang membawa kesialan atau petaka sejatainya sudah ada sejak zaman jahiliyah.

Dilansir dari laman NU Online, diceritakan bahwa pada zaman Jahiliyah ada sebuah pantangan bagi seseorang untuk menikah di bulan Syawal. Mereka beranggapan bahwa kata Syawal dalam bahasa Arab mempunyai konotasi negatif, yakni terangkat, sedikit, atau terpisah. Orang Arab waktu itu khawatir bahwa pernikahan yang dilakukan di bulan Syawal akan membawa keburukan bagi kehidupan rumah tangga, sesuai dengan makna kata “Syawal” itu sendiri.

Adapun, terkait keyakinan yang beredar di masyarakat bahwa menikah pada bulan Muharram akan membawa kesialan itu tidaklah benar dalam Islam. Sebagaimana Rasulullah SAW menyanggah keyakinan masyarakat jahiliyah dengan bersabda,

"Tidak ada (wabah yang menyebar dengan sendirinya, tanpa kehendak Allah), tidak pula tanda kesialan, tidak (pula) burung (tanda kesialan), dan tidak ada tanda kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit judzam sebagaimana engkau menghindar dari singa." (HR al-Bukhari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber