Harus Tahu! Inilah 3 Makanan Tradisional Indonesia yang Memiliki Sejarah Unik
Harus Tahu! Inilah 3 Makanan Tradisional Indonesia yang Memiliki Sejarah Unik--foto: Instagram@ kue_putu_legendaris
PALEMBANG, PALTV.CO.ID– Bagi para pecinta makanan pasti tertarik juga untuk mencicipi makanan-makanan khas tradisional. Apalagi, Indonesia terkenal dengan berbagai macam makanan tradisonal yang banyak sekali.
Tapi tahukah kalian, bahwa dibalik makanan-maknan tradisional yang sering sekali kita dengar bahkan kita cicipi itu tersimpan sejarah yang unik dan luar biasa. Kalian penasaran? Yuk kita simak, 3 makanan tradisional Indonesia yang memiliki sejarah unilk.
Makanan yang menjadi oleh-oleh khas kota Semarang yang bahan makanan nya dibuat dari campuran beras ketan, gula, dan parutan kelapa ini mempunyai sejarah yang unik loh. Karena, awalnya makanan Wingko Babat ini bukan berasal dari kota Semarang, melainkan dari Babad, Lamongan, Jawa Tengah.
Kenapa begitu ? Dahulu, disana ada orang yang bernama The Ek Tjong dan Loe Lan Hwa yang kabur ke kota Semarang karena ada perang di Lamongan. Untuk menyambung hidup di kota Semarang tersebut, mereka membuat kue kelapa yang akhirnya dinamain Wingko Babad (babat) pada tahun 1946.
BACA JUGA: Dugaan Korupsi Izin Perkebunan, Kabid Survei dan Pemetaan BPN Sumsel Diperiksa Kejati Sumsel
Nah, gara-gara inilah Wingko Babat ini dikira dan dikenal menjadi makanan khas kota Semarang.
2. Rujak Cingur
Makanan rujak ini berasal dari Jawa Timur, rujak ini memiliki isian irisan moncong sapi, mangga muda, bengkoang, timun, toge, tahu, tempe, nanas, lontong, dan lain-lainnya. Bahkan makanan ini dulunya merupakan makanan kesukaan Raja.
Konon, pada zaman dahulu di daerah Masiran ini ada seorang raja yang meminta dimasakin makanan yang spesial. Dan akhirnya, ada punggawa yang berasal dari Arab menyuguhkan rujak mulut unta kepada sang raja.
Namun tidak disangka, ternyata makanan rujak tersebut sangat disukai oleh raja. Karena rasa terima kasih, raja pun menghadiahi punggawa dengan harta yang banyak sekali, mulai dari tanah, kapal laut, bahkan sebuah jabatan sebagai kepala koki di istana.
Tapi sayangnya, si punggawa tersebut tidak berminat dan ia hanya meminta sebuah kapal saja untuk ia bertualang. Dan sebagai gantinya, punggawa memberikan resep rujaknya tersebut kepada sang raja.
BACA JUGA: Harmoni atau Kekhawatiran? Melacak Jejak Interaksi Manusia dan Robotika di Era Masa Depan
Nah, setelah beberapa hari bertualang dengan kapal, punggawa ini pun sampai di Tanjung Perak, Surabaya. Punggawa pun menyebari resep spesialnya ini, namun karena mulut unta susah untuk ditemukan di Surabaya, akhirnya digantilah dengan mulut sapi. Dan itulah yang menjadi asal muasal rujak cingur ini menjadi enak sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: