Film Avatar 2 Dihujat Masyarakat Adat. Ada Apa Ya?

Film Avatar 2 Dihujat Masyarakat Adat. Ada Apa Ya?

Film Avatar 2: The Way off Water dihujat masyarakat adat--Istimewa

Namun, kesederhanaan itulah yang membuat film ini sangat menarik. Karena begitu terasa dekat dan mudah dimengerti.

"Keluarga adalah benteng kita". Setidaknya itulah poin utama dari film berdurasi 3 jam 12 menit tersebut. 

Kata "keluarga" tak hanya mengacu pada keluarga Sully saja. Namun juga tempat yang mereka tinggali beserta orang-orang di dalamnya.

Meski ceritanya sangat sederhana, namun film senilai 350 juta Dolar AS ini dikemas dengan cara yang sangat besar.

Avatar: "The Way of Water" dikemas dengan deretan sequence dan adegan yang begitu memanjakan mata. 

Seolah-olah penonton ikut terbawa menyusuri indahnya Pandora, hingga menyelami keindahan samudra yang dipimpin oleh klan Metkayina.

Dari awal hingga akhir, Avatar: "The Way of Water" adalah sebuah festival dan wahana menegangkan yang tak ada habisnya untuk dijelajahi.

Dunia "Avatar" yang diperluas dengan beragam hayati menarik siapa pun untuk masuk ke dalamnya.

Film "Avatar" pertama mengubah cara orang menonton sebuah film. 

Sejak perilisannya di layar lebar, semua film ikut mengadopsi teknologi 3D. 

Kacamata 3D menjadi salah satu hal yang tak terpisahkan.

Ini terjadi lagi pada tahun ini. Setelah penonton memakai kacamata 3D dalam sekejap, mereka akan menemukan dunia baru. 

Dari detik pertama, penonton seakan sudah tahu bahwa film ini menjadi salah satu pengalaman yang tak akan bisa dilupakan sepanjang tahun.

Kolaborasi James Cameron dengan sinematografer Russel Carpenter memang luar biasa. 

Keduanya mampu menghadirkan perpaduan spektakuler untuk membawa dunia "Avatar" kembali hidup. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: