Mengapa Angka Perceraian di Indonesia Tinggi?

Mengapa Angka Perceraian di Indonesia Tinggi?

Banyak syarat dan syariat pernikahan yang harus diketahui, sehingga perkawinan tidak berujung pada perceraian.-Mohamed Hassan-pixabay.com/mohamed_hassan

Syarat sahnya perkawinan menurut Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974, yakni apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan pasangan. Jadi jika satu agama melarang menikah beda agama. Maka bagi agama tersebut, pernikahan tersebut tidak sah.

3. Kesehatan reproduksi

BACA JUGA:Pembangunan Apartemen di Kota Palembang Banyak yang Mangkrak

BACA JUGA:Roster Evos di Ajang Mobile Legends Bang Bang Southeast Asia Cup 2023

Sebaiknya pasangan yang akan menikah memeriksakan kesehatan reproduksi. Karena memiliki keturunan dalam pernikahan biasanya menjadi alasan kebahagiaan rumah tangga.

Selain itu, pasangan perlu memeriksakan kesehatan menyeluruh menyangkut penyakit bawaan dan indikasi medis lainnya. Kemudian persiapan gizi, imunisasi tetanus, menjaga kesehatan organ reproduksi, menjaga kesehatan jiwa, dan lainnya.

4. Syarat Psikologi 

Selain kesehatan fisik, yang perlu diperhatikan pasangan yang akan menikah yakni kesehatan mental. Secara psikologi, mental pasangan harus siap. Perlu membiasakan diri dengan istilah ‘Kita’ bukan lagi ‘aku’. Mencoba memahami dan menerima perubahan, belajar memaafkan.

BACA JUGA:Kenapa Bendera LGBT Berwarna Pelangi?

BACA JUGA:Artis Mirriam Eka Melahirkan, Hamil Duluan

Pasangan perlu melakukan konseling mental sebelum menikah. Dikutip dari Halodoc, pasangan pra nikah perlu ke psikolog untuk sharing mengenai sikap yang baiknya dilakukan. Di sini pasangan dapat mengungkapkan kebiasaannya dan terbuka dalam hal yang disukai dan tidak disukai. Berbicara secara terbuka baik untuk mengetahui keinginan pasangan masing-masing. 

5. Masa survival pernikahan 1-5 tahun

Dikutip dari orami.co.id masa pernikahan tersulit adalah usia pernikahan 1–5 tahun pertama. Psikolog Liza Djarie mengakui kondisi lima tahun pertama biasanya pasangan akan menghindari konflik atau avoidance conflict. Pasangan di usia ini kebanyakan menemui berbagai masalah. Namun agar tidak terlihat berkonflik, mereka menutupinya.

Tujuannya agar terlihat harmonis, padahal sebenarnya bermasalah. Ini karena penyesuaian kepribadian, pola pikir, kebiasaan dan perbedaan yang harus dimaklumi.

BACA JUGA:Naniura, Masakan Sejenis Sashimi Ala Batak Jadi Buruan Pecinta Kuliner

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber