Menelusuri Jejak Museum Bahari dan Keindahan Sejarahnya di Tengah Kota Tua Jakarta

Menelusuri Jejak Museum Bahari dan Keindahan Sejarahnya di Tengah Kota Tua Jakarta

Menelusuri Jejak Museum Bahari dan Keindahan Sejarahnya di Tengah Kota Tua Jakarta--Instagram.com/@ hendychen

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Berkunjung ke ibu kota Indonesia, DKI Jakarta, tidak akan lengkap tanpa menjelajahi Kawasan Wisata Kota Tua yang dipenuhi dengan keindahan estetika bangunan-bangunannya dan sejarah yang kental.

Bukan hanya sebagai tempat untuk berfoto-foto, Kawasan Wisata Kota Tua juga menjadi saksi bisu berbagai peristiwa sejarah Batavia hingga Sunda Kelapa. Salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan adalah Museum Bahari.

Terletak di Jalan Pasar Ikan No.1 Penjaringan, Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Museum Bahari adalah satu-satunya institusi yang memamerkan kisah perjalanan kelautan di Batavia dan Nusantara secara komprehensif.

Sejarahnya dimulai pada masa pendudukan Belanda, ketika batu pertama untuk membangun museum ini diletakkan sebagai simbol pembangunan pada tahun 1652.

BACA JUGA:Tekan Inflasi dan Harga Komoditi, Pasar Murah kembali Digelar Pemkot Prabumulih

Rencananya, tiga gedung berbeda akan berdiri secara berdampingan, dan pada akhirnya, Gedung A selesai pada tahun 1719, Gedung B tahun 1774, dan Gedung C tahun 1773.

Salah satu ciri khas yang mencolok dari museum ini adalah pintu setengah lingkaran. Pintu tersebut tidak hanya sekadar desain, melainkan memiliki cerita menarik di baliknya.

Pada masa lalu, bangunan ini merupakan gudang penyimpanan rempah-rempah oleh VOC. Jauh berbeda dengan perhitungan pajak bangunan modern yang didasarkan pada luas bangunan.

Pada masa itu, besarnya pajak diukur dari ukuran pintu bangunan. VOC menggunakan cara ini untuk menghindari kerugian dalam pembayaran pajak bangunan.

BACA JUGA:Penasehat Hukum Terdakwa Sarimuda Bacakan Nota Keberatan Terhadap Dakwaan JPU KPK RI

Bukan hanya pintu, desain bangunan ini juga mencakup banyak jendela di kedua sisi untuk menjaga kelembapan, keawetan, dan sirkulasi udara yang baik, penting untuk menjaga kualitas rempah-rempah.

Bangunan yang dulunya berfungsi sebagai gudang rempah-rempah VOC ini memiliki langit-langit dengan tiang penyangga berbahan kayu tebal, memastikan keawetan bangunan.

Bahkan saat ini, kayu tebal tersebut masih terjaga dengan baik, mempertahankan keasliannya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Museum Bahari terdiri dari tiga gedung yang masing-masing memiliki dua lantai, yaitu Gedung A, Gedung B, dan Gedung C.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber