Lagi-lagi Tidak Mirip, Perupa Sumatera Selatan Menyoal 2 Kali Monumen Bung Karno di Banyuasin Tuai Kritik

Lagi-lagi Tidak Mirip, Perupa Sumatera Selatan Menyoal 2 Kali Monumen Bung Karno di Banyuasin Tuai Kritik

Perupa Sumatera Selatan menyoal 2 kali Monumen Bung Karno di Banyuasin tuai kritik karena lagi-lagi tidak mirip, Senin (22/1/2024).-Devi Setiawan (Cek Dev)-PALTV

Kemudian, Wawan menganalogikan Dinas PUPR Banyuasin seperti keledai yang terjeblos ke dalam lubang dua kali. Pergi maju terjeblos ke dalam lubang dan pulangnya pun demikian.

BACA JUGA:Merayakan Semangat Kemerdekaan RI: 15 Kutipan Inspiratif Bung Karno yang Menerangi Perjalanan Bangsa

Pengerjaan pertama Monumen Bung Karno menuai kritik dan cemoohan karena tidak mirip, begitu pula dengan pengerjaan kedua atau perbaikan. Maju-mundur terjeblos lubang yang sama.

Dengan analogi semacam itu, Wawan berpandangan bahwa Dinas PUPR Banyuasin tidak paham atau tidak punya keilmuan mengenai pembuatan seni patung monumental yang dihadirkan di ruang publik.

Setelah konfirmasi ke pihak terkait dan survei ke lokasi, Wawan berkesimpulan bahwa pengerjaan Monumen Bung Karno di Sport Center Banyuasin tidak memenuhi standar profesional.

Terlihat dari tidak ada gambar desain, modeling dan maket atau miniatur, yang biasanya dijadikan acuan untuk memperbesar sebuah karya seni patung monumental.

BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Nama Jembatan Bung Karno Diubah Menjadi Jembatan Ampera. Anda Harus Tahu!


Patung Bung Karno di Banyuasin berganti rupa berganti pose setelah dikerjakan Mas Karjo dari Solo, Kamis (18/1/2024).-Suryadi-PALTV

“Aku lihat proses pengerjaan itu tidak sesuai dengan proses pengerjaan patung. Karena patung itu berukuran 6 meter, artinya setahu aku wajib ada desain gambar, gambar teknik, dan yang terpenting wajib maket untuk acuan membuat yang besar,” ungkap Wawan.

Wawan tidak mempermasalahkan siapa yang mengerjakan Monumen Bung Karno tersebut. Jika hasilnya bagus sesuai ekspektasi, tentu sangat membanggakan.

Namun, yang terjadi adalah setelah dua kali pengerjaan dengan dua pekerja yang berbeda, hasilnya tetap tidak mirip. Menurut Wawan, ini sangat memalukan masyarakat Sumatera Selatan dan membuat tersinggung insan seni Sumatera Selatan.

“Insan seni Sumsel sebenarnya tersingung dengan sikap yang dilakukan mereka. Kalau hasilnya bagus kita tidak tersinggung. Tapi ya hasilnya seperti ini dan berulang melebihi keledai, kita tersinggung. Akhirnya kita terusik, duduk bersama di sini mencoba membongkar ini dengan tujuan positif. Karena apapun itu, ini sudah menjadi sejarah buruk dunia seni patung, khususnya di Sumsel,” pungkas Wawan si Seniman Sesat.

BACA JUGA:Ratna Sari Dewi: Perjalanan Hidup dari Jepang Menuju Indonesia sebagai Istri Presiden Sukarno

Sementara itu Syamsul, pematung dan pensiunan Guru SMKN 7 Palembang, memberikan pandangannya dalam pengerjaan seni patung monumental.

Menurut Syamsul, dalam pengerjaan patung yang monumental atau yang berukuran besar, perlu melibatkan supervisor atau orang yang ahli di bidang patung monumental. Dalam proses pengerjaan, supervisor bertugas mengawasi dan memberi saran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv