Jangan Tertipu Stigma Lemah, Narkotika Golongan III Tetap Mematikan

Jangan Tertipu Stigma Lemah, Narkotika Golongan III Tetap Mematikan

Jangan Tertipu Stigma Lemah, Narkotika Golongan III Tetap Mematikan--Pixabay

Etilmorfina merupakan turunan morfin yang mempunyai sifat analgesik (pereda nyeri) dan antitusif (penekan batuk).

BACA JUGA:Support System, Penjaga Mental yang Tak Ternilai

Narkotika Golongan 3 ini bekerja dengan cara mengaktifkan reseptor opioid dan memberikan efek langsung pada sistem saraf.

Yang diharapkan pengguna dari ketiga obat tersebut adalah efek euforia atau euforia yang tinggi, meski  hanya sesaat.

Setelah efeknya hilang, perasaan lain mungkin muncul: depresi, kebingungan, ketidakpastian, atau kecemasan ekstrem. Berbahaya jika terus menggunakan obat ini.

Tubuh pengguna beradaptasi dengan keberadaan obat tersebut, sehingga jika berhenti menggunakannya secara tiba-tiba, Anda akan mengalami gejala putus obat.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dalam, Apa Saja Sih Narkotika Golongan Pertama?


Jangan Tertipu Stigma Lemah, Narkotika Golongan III Tetap Mematikan--Pixabay

Jika dikonsumsi berlebihan, pengguna akan mengalami koma. Overdosis etil morfin dapat menyebabkan kerusakan otak dan akhirnya koma.

2. Kodein

Kodein mirip dengan morfin dalam hal tindakan farmakologis, tetapi efek analgesiknya kurang terasa. Obat ini memiliki efek menekan refleks batuk dan melancarkan pernapasan.

Bila obat ini digunakan, efek analgesik terjadi 30 menit hingga 1 jam setelah penyuntikan, 10 hingga 40 menit setelah penyuntikan.

BACA JUGA: 5 Kelebihan Motor Kopling yang Tidak Dimiliki Oleh Jenis Sepeda Motor Lainnya!

Kodein juga digunakan untuk meredakan nyeri ringan (nyeri, nyeri saraf, nyeri, sakit perut) dan diare.  Kodein dapat menyebabkan kecanduan opiat.

Opioid bekerja dengan cara mengikat reseptor pada sel saraf di otak, sumsum tulang belakang, lambung, dan  bagian tubuh lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber