Hamas Tolak Genjatan Senjata Karena Disyaratkan Harus Melepas Gaza ke Israel
Hamas Tolak Genjatan Senjata Karena Disyaratkan Harus Melepas Gaza ke Israel-- instagram.com/@eye.on.palestine
PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Pada Senin, 25 Desember 2023, Hamas dan sekutu mereka, Jihad Islam, dengan tegas menolak usulan Mesir yang menyatakan bahwa gencatan senjata permanen akan terwujud jika Hamas melepaskan kendali atas Jalur Gaza.
Dua sumber keamanan Mesir, yang memberikan informasi ini kepada Reuters, mengungkapkan bahwa kedua kelompok tersebut menolak memberikan konsesi apa pun, kecuali kemungkinan pembebasan lebih banyak sandera yang ditahan, sebagai tanggapan terhadap usulan tersebut.
Mesir, didukung oleh mediator Qatar, mengusulkan "visi" yang mencakup gencatan senjata sebagai syarat untuk pembebasan lebih banyak sandera.
Selain itu, proposal tersebut memandang ke arah kesepakatan yang lebih besar, termasuk gencatan senjata permanen dan perubahan dalam kepemimpinan di Gaza yang saat ini dikuasai oleh Hamas.
BACA JUGA: Dapur Sehat dan Nyaman dengan Cooker Hood atau Hexos Penghisap Asap: Yuk, Mulai Sekarang!
Mesir mencoba menciptakan solusi yang melibatkan pemilu, dengan memberikan jaminan kepada Hamas bahwa anggotanya tidak akan dikejar atau diadili.
Namun, kelompok tersebut menolak konsesi apa pun selain pembebasan sandera yang masih ditahan, yang jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 100 orang di Gaza.
Pejabat Hamas yang mengunjungi Kairo baru-baru ini menolak memberikan komentar langsung mengenai detail tawaran terkait gencatan senjata.
Mereka menyatakan bahwa fokus utama mereka adalah mengakhiri agresi Israel, menghentikan pembantaian, dan melawan genosida terhadap rakyat mereka. Hamas juga menekankan pentingnya bantuan terus mengalir dan ditingkatkan, mencakup seluruh penduduk di utara dan selatan Gaza.
BACA JUGA:5 Keunggulan Suzuki Address FI, Motor Matic Dengan Kualitas Ekspor!
Delegasi Jihad Islam, yang saat ini berada di Kairo, sedang dalam pembicaraan dengan pejabat Mesir mengenai tawaran pertukaran tahanan dan masalah terkait lainnya. Namun, kelompok tersebut menyatakan bahwa penghentian serangan militer Israel adalah prasyarat untuk melanjutkan negosiasi lebih lanjut.
Jihad Islam menegaskan prinsip "semua untuk semua" dalam pertukaran tahanan, yang berarti pembebasan semua sandera di Gaza yang ditahan oleh Hamas dan Jihad Islam sebagai imbalan atas pembebasan semua warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Sebelum perang, sekitar 5.250 warga Palestina ditahan di penjara Israel, dan jumlahnya kini mencapai sekitar 10.000 akibat penangkapan tambahan sejak 7 Oktober, menurut Asosiasi Tahanan Palestina.
Senin malam, Gaza menjadi saksi salah satu serangan udara paling mematikan selama 11 minggu konflik ini. Pihak berwenang kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 70 orang tewas akibat serangan udara Israel di pusat Jalur Gaza yang kecil dan terkepung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber