Pure Uluwatu Bali! Menikmati Ombak Diantara Pure Pure Cantik Di Tepi Laut

BACA JUGA:Mitsubishi akan Produksi Minicab MiEV di Indonesia pada Awal 2024

Tarian ini memiliki nilai sakral karena mengacu pada ritual sanghyang, di mana para penarinya berada dalam keadaan tidak sadar saat menari.

Selama penampilan, penari tidak akan merasakan panas saat terkena api, menciptakan suasana mistis dan penuh spiritualitas.

Filosofi mendalam menyertai Tari Kecak, dengan para penari memulai tari dalam posisi duduk melingkar.

Dengan mengangkat kedua tangan mereka hingga mencapai posisi tidur, gerakan ini disesuaikan dengan irama yang mengiringi.

BACA JUGA:Tahukah Anda? Pemanasan Motor Injeksi Terlalu Lama Bikin Usia Komponen Mesin Jadi Pendek

Dalam keadaan tidak sadar, para penari diyakini melepaskan roh mereka ke kayangan untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan leluhur mereka, menyampaikan doa dan harapan.

Tari Kecak mengisahkan kisah epik Rama dan Sita, menawan penonton dengan narasi yang kuat dan gerakan yang anggun.

Cerita dimulai dengan pengusiran Rama dan Sita dari kerajaan Ayodya akibat ulah ibu tiri Sri Rama.

Mereka berdua tidak sendirian, karena ditemani oleh Laksmana, saudara Rama. Saat tiba di hutan Dandaka, kecantikan Sita menarik perhatian Rahwana, Raja Alengka.

BACA JUGA:Kuliner Populer Olahan Labu Kuning untuk Menu Lezat dan Sehat

Rahwana melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Sita, dan kisah berlanjut dengan perjalanan epik penuh pertempuran dan tantangan.

Hanoman, utusan Rama, muncul dalam cerita ini dan membawa pesan dari Sita kepada Rama. Perjalanan Rama untuk menyelamatkan Sita mencapai puncaknya dengan pertarungan sengit melawan Meganada, putra Rahwana.

Klimaks dramatis terjadi saat senja mulai melingkupi panggung, dengan Hanoman dibakar hidup-hidup.

Api yang membara menambahkan elemen dramatis, seiring dengan warna langit yang berganti menjadi nuansa senja yang memesona.

Sumber: berbagai sumber