8 Komoditas Ini Jadi Faktor Utama Inflasi Sumsel di Penghujung Tahun

8 Komoditas Ini Jadi Faktor Utama Inflasi Sumsel di Penghujung Tahun

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumsel, Ricky P Gozali, inflasi bulan tersebut mencapai 0,50%, melampaui rata-rata inflasi Oktober dari tahun 2020 hingga 2022 yang hanya 0,05%.--Foto : Aji Delia - PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mengungkapkan bahwa laju inflasi Sumsel pada Oktober 2023 mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Menurut Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumsel, Ricky P Gozali, inflasi bulan tersebut mencapai 0,50%, melampaui rata-rata inflasi Oktober dari tahun 2020 hingga 2022 yang hanya 0,05%.

Ricky menekankan perlunya perhatian dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengantisipasi potensi inflasi yang mungkin terus meningkat hingga akhir tahun, terutama dengan mendekati Hari Besar Keagamaan Nasional di bulan Desember.

Bank Indonesia memproyeksikan delapan komoditas yang berpotensi memicu inflasi pada November dan Desember, termasuk cabai merah, cabai rawit, gula pasir, minyak goreng, beras, bawang merah, telur ayam, dan daging ayam ras. Prediksi kenaikan harga cabai dan komoditas lainnya terkait dengan pola inflasi pada tahun-tahun sebelumnya.

BACA JUGA:1.026 Desa di Sumsel Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa dan Kelembagaan

Ricky juga menyebut kemungkinan kerusakan pada cabai akibat El Nino yang belum pasti kapan berakhir. Meskipun beberapa komoditas seperti telur ayam dan daging ayam ras mengalami penurunan harga, data historis menunjukkan adanya inflasi pada November dan Desember.

Meski demikian, inflasi keseluruhan Sumsel tahun 2023 diperkirakan tetap berada dalam target nasional sebesar 3,0 plus minus satu persen.

Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, menyarankan Tim TPID untuk mengambil langkah-langkah konkret, termasuk optimalisasi dana biaya tidak terduga (BTT) untuk penanganan inflasi.

Agus juga menekankan pentingnya kerjasama antara Pemda dan daerah penghasil untuk menjaga pasokan kebutuhan dan mengendalikan inflasi."*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv