Bak Lukisan Khas Negeri Tirai Bambu, Budidaya Bebek Mandarin Datangkan Cuan Fantastis
Bak Lukisan Khas Negeri Tirai Bambu, Budidaya Bebek Mandarin Datangkan Cuan Fantastis.-Foto/Sandy Pratama-PALTV
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Bak lukisan khas dari negeri tirai bambu, bebek dengan nama latin Aix galericulata atau yang lebih dikenal bebek mandarin, kini tengah populer untuk dijadikan hewan peliharaan di kota Palembang, lantaran corak serta postur tubuhnya yang khas dinilai unik dan berbeda ketimbang bebek lokal di Indonesia.
Tingginya minat penghobi terhadap bebek hias ini pun diiringi dengan semakin langkahnya populasi bebek mandarin, lantaran reproduksi bebek mandarin yang sangat minim, dimana hanya bertelur satu tahun sekali di bulan Juni hingga Desember, atau bertepatan dengan momen musim dingin.
Tidak hanya sampai di situ, jumlah telur yang sedikit, yakni hanya 12 butir per tahun dengan masa pengeraman 30 hari, dan tingkat penetasan tidak samapi 100 persen, membuat bebek mandarin kini kian sulit dijumpai para penghobi.
Nah. Berbekal pengetahuan tersebut, seorang warga Jalan Inspektur Marzuki, Pakjo Palembang, bernama M. Ardiansyah pun memberanikan diri menekuni budidaya bebek mandarin dalam satu tahun terakhir ini.
BACA JUGA:Bawa Kabur Uang Calon Pengantin Rp 1,3 Miliar, Pengusaha Wedding Organizer Ditangkap Polisi
Selain karena terpesona dengan keindahan bebek mandarin, pembudidayaanya pun tidak sulit meski tingkat produksi yang minim.
“Kelebihan bebek mandarin ini dari corak warna yang sangat cantik. Bebek mandarin ini asalnya dari daratan China, dan berkembang biaknya diantara bulan Juni samapi dengan Desember.
Untuk jumlah telurnya lebih kurang 9 hingga 12 butir saja, dengan masa pengeraman 30 hari.” Terang Pembudidaya bebek mandarin M. Ardiansyah.
Lebih lanjut M. Ardiansyah mengatakan, untuk membudidayakan bebek mandarin, hanya perlu mempersiapkan kandang yang menyatu dengan kolam sesuai dengan habitat asli bebek mandarin.
Sementara untuk pakan, mirip dengan unggas lainnya, yakni seperti jagung giling, beras merah, pelet yang bisa juga ditambahkan jangkrik atau ulat Jerman sebagai tambahan nutrisi.
“Perawatan khususnya tidak ada yang terlalu ya. Seperti melihara ayam pada umunya. Kalau pakan jagung, beras merah, sama pelet. Terus ada jangkrik ada juga ulat Jerman seperti itu,” katanya.
Dari budidaya bebek mandari, diakui M. Ardiansyah sudah bisa medatangkan cuan, mengingat untuk satu pasang anakan bebek mandarin saja bisa dijual denganharga 6 juta Rupiah, dan untuk ukuran remaja per pasangnya bisa dibandrol 10 juta rupiah, bahkan untuk indukan bisa dihargai 15 juta Rupiah per pasang.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: paltv