Betutu Gianyar memiliki bumbu yang lebih beragam dan kompleks, serta proses pembuatan yang lebih rumit dibandingkan dengan betutu Gilimanuk. Salah satu perbedaan mencolok adalah cara betutu Gianyar dibungkus dan dipanggang.
Untuk membuat betutu Gianyar, bebek dibungkus dalam upih, yaitu pelepah pinang, sebelum dipanggang di atas bara sekam padi selama lebih dari 12 jam.
Hasil dari proses ini adalah daging bebek yang sangat empuk dan lezat karena bumbunya meresap dengan baik ke dalam daging.
Perbedaan lain terletak pada jumlah bumbu yang digunakan. Betutu Gianyar menggunakan sekitar 15 jenis bumbu, termasuk base genep (bumbu lengkap) dan base wangen (bumbu harum).
BACA JUGA:Rekomendasi Mobil SUV Bekas Terjangkau di Indonesia: Pilihan Terbaik dan Tips Pembelian
Base genep terdiri dari campuran bumbu lengkap yang melibatkan rempah-rempah seperti kunyit, kemiri, serai, dan berbagai bumbu lainnya.
Sementara itu, base wangen adalah bumbu harum yang mirip dengan konsep lima rempah dalam masakan Tionghoa.
Meskipun proses pembuatan betutu Gianyar memakan waktu yang lebih lama dan melibatkan lebih banyak bumbu, hasilnya sangat berbeda dengan betutu Gilimanuk yang dikenal dengan rasa pedasnya.
Proses slow cooking dalam pembuatan betutu Gianyar menghasilkan jus alami yang bercampur dengan bumbu, menciptakan cita rasa yang sangat lezat dan gurih.
BACA JUGA:Asal Usul Kue Bugis, Sebuah Warisan Kebudayaan Suku Bugis
Kedua jenis betutu ini memiliki daya tarik dan karakteristik unik masing-masing, mencerminkan kekayaan cita rasa dan budaya kuliner Bali.
Selama kunjungan Anda ke Bali atau saat makan di restoran Bali di luar pulau, jangan ragu untuk mencicipi salah satu dari kedua jenis betutu ini. Dengan citarasa yang menggoda, Anda akan merasakan kelezatan kuliner Bali yang tak terlupakan.*