Asal Usul Suku Basemah yang Menyimpan Banyak Sejarah

Asal Usul Suku Basemah yang Menyimpan Banyak Sejarah

Masyarakat Suku Besemah bertani di sekitaran Rumah Baghi.-Devi Setiawan (Cek Dev)-Dokumentasi Devi Setiawan (Cek Dev)

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan dan keberagaman. Mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia, cagar budaya, agama, ras, adat istiadat, tradisi, maupun suku yang tersebar luas di setiap daerah dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote. Ada banyak suku yang memiliki karakteristik serta tradisi mereka masing-masing.

Perbedaan tradisi yang ada pada suku-suku tersebut tidaklah membuat perpecahan, karena negara Indonesia memiliki pedoman hidup yang disebut Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang bermakna menyatukan sebuah perbedaan.

Salah satu suku yang menarik perhatian di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Suku Besemah. Disebutkan bahwa pada tahun 1818, negara Inggris pernah mengalami dua masalah besar di daerah-daerah bagian selatan, yaitu perang dengan masyarakat Pasummah serta penyakit cacar yang menimbulkan banyak kematian-kematian. Adapun masalah lain yakni penyebutan nama Passumah yang diucapkan oleh bangsa Inggris tersebut ternyata telah dipakai lebih dahulu oleh bangsa Portugis.

Nama Pasemah yang sering kita dengar saat ini sebetulnya berasal dari kesalahan pengucapan oleh bangsa Belanda. Sebetulnya pengucapan yang paling benar yaitu Besemah. Suku Besemah ini merupakan salah satu suku yang penting di daerah Sumatera Selatan karena pada saat Sebelum Masehi (SM), tidak terdapat nama-nama suku lain yang tercantum di peta kecuali Suku Besemah ini. Local genius Suku Besemah sering menyebutkan bahwa suku ini menjadi salah satu pemilik budaya Megalitikum yang masih ada sampai saat ini.

BACA JUGA:Gedung Bersejarah Rusak Parah, Tuntutan Gedung Kesenian Palembang Kian Menguat

BACA JUGA:Misteri Danau Merah Rimba Candi

Pada dasarnya awal mula terbentuknya Suku Besemah ini masih diliputi kabut rahasia hingga saat ini. Asal mula dari suku ini sering dikaitkan dengan berbagai cerita rakyat atau legenda oleh masyarakat setempat. legenda yang sering dikaitkan sebagai awal mula terbentuknya Suku Besemah ini yaitu Atung Bungsu. Atung Bungsu merupakan salah satu legenda atau mitos dengan cerita unik serta menarik yang sering kali dikatakan muasal dari Suku Besemah ini.

Atung Bungsu merupakan salah seorang anak dari Raja dan Ratu Kerajaan Majapahit. Atung Bungsu ini memiliki tujuh saudara yang merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit juga. Awalnya, Atung Bungsu ini memulai sebuah perjalanan dengan menelusuri Sungai Lematang sampai akhirnya ia beristirahat dan memilih bermukim di salah satu dusun yang bernama Benuakeling.

Pada saat ia bermukim di Dusun Benuakeling, Atung Bungsu bertemu dengan salah satu Wanita cantik yang ternyata putri dari Ratu Benuakeling yang bernama Senantan Buih. Terdapat beberapa keturunan dari perkawinan Atung Bungsuh dengan Senantan Buih, yaitu Puyang Sake Seratus, Puyang Sake Sepadi, Puyang Sake Semenung, Puyang Mandulike, Puyang Jawe (Puyang Diwate), dan yang terakhir Puyang Sake Seketi.

Anak maupun cucu dari Puyang yang disebutkan tadi berpencar hingga mendirikan dusun-dusun. Di antaranya Sandarangin, Selibar, Alundua, Sukamerindu, Rambaikace, Kutaraye, Nantigiri, Sadan, Lubuksaung, Babatan, Ulu Lintang Bangke, Bendaraji, Serambi, Gunungliwat, Singapure, Buluhlebar, Ayikdingin, Tanjungberingin, Tebatbenawah, Rempasai, Muarasindang, serta Karanganyar yang termasuk bagian dari Sumbay Besak serta masih banyak daerah yang didirikan oleh Puyang dari Suku Besemah ini.

BACA JUGA:Legenda Si Pahit Lidah dan Kutukan Batu

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Legenda Batu Belah Batu Betangkup

Pada dasarnya cerita mengenai asal-usul Suku Besemah ini sangatlah sukar dipercaya kebenarannya, irasional serta bersifat mistis. Permasalahan yang timbul dari cerita ini bukan tentang benar atau salahmya, persoalan dipercaya atau tidaknya. Tetapi unsur utama dari permasalahan ini fungsi dan perannya sebagai pemersatu kehidupan segolongan masyarakat, khususnya Suku Besemah.

Adapun sistem pemerintahan yang terdapat di bumi Besemah ini yaitu sistem pemerintahan tradisional yang biasa disebut Lampik Empat Merdike Due, yang biasanya dipimpin oleh Kepala-kepala Sumbay. Pada zaman dahulu, Suku Besemah ini termasuk sebuah republik yang sangat demokratis, sehingga pembinaan terhadap kesetiaan maupun tanggung jawab sangat dijaga ketat oleh masyarakat Besemah. Adapun rasa loyalitas dan solidaritas yang sangat tinggi menyebabkan banyak prajurit-prajurit Besemah berhasil melakukan perlawanan terhadap bangsa kolonial. Perlawanan dari orang-orang Pasemah atau Suku Besemah ini merupakan perlawanan paling panjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan abad 19, yang berlangsung kurang lebih selama 50 tahun.* (Nabilla Imandha, PALTV.CO.ID)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bratapos.com