Gedung Bersejarah Rusak Parah, Tuntutan Gedung Kesenian Palembang Kian Menguat

Gedung Bersejarah Rusak Parah, Tuntutan Gedung Kesenian Palembang Kian Menguat

Gedung Balai Pertemuan atau eks KBTR di Jalan Sekanak Kota Palembang kondisinya rusak parah. Minggu, 12 Februari 2023.-Devi Setiawan (Cek Dev)-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID – Memasuki halaman sebuah gedung tua di Jalan Sekanak Kota PALEMBANG, tampak rumput-rumput liar tumbuh subur. Sampah organik dan non organik berserakan di halaman gedung. Pohon-pohon besar dengan rimbun dedaunnya seolah tak kuasa lagi menyegarkan udara di lingkungan sekitarnya. Hembusan angin sepoi-sepoi dari gesekan rimbun dedaunan pohon-pohon besar dan tua itu, seolah tak kuasa menghadapi kusamnya warna gedung mentereng di zamannya yang kini kondisinya kian rusak parah.

Namun, pohon-pohon tua dan rumput-rumut liar tersebut masih harus menopang beban sejarah. Menjadi saksi bisu dari degradasi budaya dan kemerosotan peradaban dari sebuah kawasan sejarah dan budaya sebuah kota tertua di Indonesia, Pelembang Kerihin.

Gedung tua bersejarah itu dikenal masyarakat Palembang sebagai Balai Pertemuan. Pada masa kolonialisme Belanda dikenal sebagai Gedung Societet, tempat kaum sosialita (penguasa ekonomi, politik dan militer) berkumpul mencari hiburan ala budaya Eropa di negeri jajahan. Pada masa reformasi, gedung tersebut sempat diserahkan ke pihak swasta dan dikelola menjadi rumah makan elit dan eksklusif dengan nama Kuto Besak Theater Restaurant (KBTR). Setelah itu, gedung bersejarah yang menjadi penanda awal modernitas di Kota Palembang ini terbelengkalai dan rusak parah.

Beberapa daun pintu dan jendela Balai Pertemuan raib entah ke mana. Bahkan beberapa kusen juga ikut hilang. Sedangkan daun pintu dan jendela yang tersisa dalam kondisi kacanya pecah. Masuk ke dalam Balai Pertemuan, udara pengap bercampur debu mengusik indra penciuman. Beberapa bagian plafon ruangan jebol bolong. Sampah berserakan di sudut-sudut lantai menebar aroma. Pada panggung pertunjukan tak kalah memprihatinkan, debu tebal melapisi lantai dan dinding panggung membuatnya menjadi kusam. Sementara itu, instalasi listrik dan air tak lagi dijumpai.

BACA JUGA:Rahasia Meningkatkan Daya Ingat dan Menghafal Lebih Mudah


Para pekerja seni, pekerja budaya dan sejarawan di Palembang -Devi Setiawan (Cek Dev)-PALTV

Beranjak dari kondisi objektif Balai Pertemuan tersebut, pada hari Minggu 12 Februari 2023, sejumlah pekerja seni, pekerja budaya dan sejarawan melakukan aksi nyata berupa bakti sosial bersih-bersih dan pertunjukan seni. aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian sekaligus menggugat atas pembiaran dan penelantaran Balai Pertemuan yang mengakibatkan kerusakan parah.

Mewakili komunitas film Layar Taman, Among Krida Wicaksono menyampaikan, dengan aksi bakti sosial bersih-bersih ini diharapkan dapat mengetuk pintu hati pemangku kepentingan di Kota Palembang dalam hal ini Wali Kota, agar memberi izin pemakaian Gedung Balai Pertemuan atau bekas KBTR ini kepada pekerja seni dan pekerja budaya di Kota Palembang.

“Untuk kegiatan hari ini (Minggu, 12 Februari 2023) ialah bersih-bersih Gedung Pertemuan, bakti sosial dan juga silaturahmi antara seniman di Kota Palembang. Layar Taman sendiri punya sentimental dengan Gedung KBTR ini. Terbentuknya Layar Taman itu juga awal mulanya di Gedung KBTR ini. Melihat kondisinya saat ini, memang sungguh miris, bisa dibilang hancur. Gedung ini sebenarnya kita harapkan jadi gedung kesenian atau gedung budaya bagi para seniman dan budayawan di Kota Palembang. Nah harapannya gedung ini nantinya bisa dimanfaatkan oleh para seniman dan budayawan yang ada di Kota Palembang. Semoga para pemangku kepentingan di Kota Palembang juga terketuk hatinya setelah kami melakukan kegiatan ini, dan memberikan izin pemakaian untuk gedung ini kepada para seniman dan budayawan di Kota Palembang,” ungkap Among.


Among K Wicaksono, Ketua komunitas Layar Taman. Minggu, 12 Februari 2023.-Devi Setiawan (Cek Dev)-PALTV

Sejarawan Dr Dedi Irwanto yang turut hadir pada aksi bersih-bersih dan pertunjukan seni “Bakti Sosial Seniman, Sejarawan dan Budayawan” menjelaskan sejarah Gedung Balai Pertemuan. Menurut Dedi, Balai Pertemuan yang juga dikenal sebagai eks KBTR semula pada masa kolonialisme Belanda di Palembang adalah Gedung Societet. Sebuah tempat berkumpulnya kaum yang dalam istilah sekarang adalah sosialita untuk mendapatkan hiburan, makan dan minum ala budaya Eropa.

BACA JUGA:Gorengan Memang Lezat, Namun Bahayanya Tidak Main-main

“Hari ini (Minggu, 12 Februari 2023) para seniman, budayawan dan sejarawan Kota Palembang melakukan bakti sosial membersihkan Gedung Balai Pertemuan yang kita kenal juga sebagai eks KBTR. Pada masa lampau gedung ini adalah Societet di Kota Palembang. Societet ini adalah mereka (kewarganegaraan budaya) dapat berdansa, makan dan minum secara Eropa. Selain itu mereka juga menonton (seni) pertunjukan dengan gaya barat. Sehingga lama kelamaan kebanyakan golongan pribumi yang ada di Kota Palembang banyak mengadopsi gaya barat,” jelas Dedi.

Dedi kemudian mengungkapkan alasan historis Balai Pertemuan “disegel” secara budaya oleh para pekerja seni, pekerja budaya dan sejarawan. Menurut Dedi, kota-kota lain di Indonesia yang mempunyai gedung serupa (Societet) tetap mempertahankan fungsi awal gedung sebagai gedung kesenian. Namun, Dedi menyesalkan Pemerintah Kota Palembang yang tidak kunjung menjadikan Balai Pertemuan sebagai cagar budaya, dan belum mengembalikan fungsinya sebagai gedung pertunjukan atau gedung kesenian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv