Mengenal Lebih Dekat Legenda Batu Belah Batu Betangkup
Legenda Atu Belah atau Batu Belah di Takengon, Gayo, Aceh.-tapiendanglubis-instagram.com/@tapiendanglubis
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Legenda sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Banyak hal yang ditemui di sekitar kita mempunyai kisah atau cerita masing-masing di dalamnya. Sebenarnya, Legenda merupakan sebuah cerita rakyat atau biasa dikenal dengan istilah cerita kuno. Dalam cerita rakyat atau Legenda dapat ditemukan fakta dan juga angan-angan semata (fiksi).
Indonesia memiliki banyak sekali legenda ataupun kisah sejarah pada masa lampau yang memiliki kaitan hingga saat ini. Terdapat beberapa objek wisata di Indonesia yang konon katanya memiliki kisah sejarah, asal usul, misteri ataupun legenda yang sampai saat ini masih dipercayai oleh sebagian besar masyarakat.
Indonesia memiliki banyak sekali legenda atau cerita rakyat yang terkenal, bahkan tidak jarang cerita tersebut dijadikan sebuah novel dan sebuah film. Legenda-legenda tersebut tentu saja memiliki cerita yang menarik serta unik, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat berbagai golongan untuk membacanya. Salah satu legenda yang memiliki kisah menarik dan memiliki nilai moral di dalamnya adalah legenda Batu Belah Batu Betangkup.
Legenda Batu Belah Batu Betangkup ini dapat dijumpai di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Indragiri Hilir tepatnya di Provinsi Riau, Aceh, Palembang, Sambas di Kalimantan, dan wilayah-wilayah lain tempat berkembangnya kebudayaan suku bangsa Melayu. Bahkan ditemukan pula di negara-negara tetangga serumpun Melayu seperti di Malaysia dan Brunei Darussalam.
BACA JUGA:Fakta Menarik Legenda Sangkuriang, Muasal Gunung Tangkuban Perahu
BACA JUGA:Keunikan Suku Baduy Dalam yang Jarang Diketahui
Menurut penelitian Ery Agus Kurnianto “Cerita Rakyat Batu Belah Batu Betangkup Sebagai Bentuk Resistensi Perempuan Terhadap Wacana Peran Ganda”, cerita Batu Belah Batu Betangkup dikenal dengan beberapa istilah atau sebutan seperti cerita “Batu Belah”, cerita “Batu Betangkup” atau cerita “Batu Belah Batu Betangkup”. Istilah-istilah atau sebutan tersebut ditemukan di Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Malaysia dan Brunei Darussalam. Sedangkan di Takengon (Gayo) di Provinsi Aceh, cerita tersebut disebut dengan “Atu Belah”. Sementara itu di Ambon (Maluku), cerita serupa dikenal dengan sebutan “Batu Badaung”.
Dalam versi cerita rakyat yang berkembang di Indragiri Hilir Provinsi Riau, kisah Batu Belah Batu Betangkup ini bermula dari seorang janda tua bernama Bu Minah yang hidup bersama tiga orang anaknya. Bu Minah memiliki dua anak laki-laki serta satu anak perempuan yang sangat disayanginya. Sehari-hari, Bu Minah hanya mencari uang seorang diri. Ia rela bekerja keras banting tulang untuk mencari kayu bakar di hutan demi mencukupi keButuhan anak-anaknya.
Malangnya, Bu Minah memiliki anak yang sangat pemalas dan juga nakal. Tidak ada satupun anaknya mau membantu ataupun meringankan beban iBunya. Yang ada di dalam pikiran mereka sehari-hari hanyalah tentang bermain. Tidak ada rasa kasihan sedikitpun yang muncul di hati ketiga anaknya mengingat kondisi Bu Minah yang sudah tua dan sakit-sakitan. Bahkan tidak jarang Bu Minah diBuat bersedih karena anaknya yang selalu membantah nasehatnya.
Pernah pada suatu Ketika Bu Minah sedang sakit parah, ia memanggil ketiga anaknya dan meminta mereka pulang untuk memasak makan malam. Matahari sudah hampir terbenam, tapi anak-anaknya masih asyik bermain dan mengabaikan ibunya yang sedari tadi menyuruh pulang. Karena anaknya tidak mempedulikan perkataannya, Bu Minah terpaksa memasakkan makan malam dengan kondisi tubuh yang lemas.
BACA JUGA:Viral Aiya Susanti, Bikin Warga TikTok Candu
BACA JUGA:Lama Tidak Muncul di Dunia Hiburan, Ucok Baba Jual Mainan Anak Anak
Tidak tahan dengan ulah anaknya, Bu Minah memutuskan untuk mengunjungi batu belah yang terdapat di tepi hutan. Bu Minah berlutut sambil menangis memohon agar batu tersebut menelan dirinya. Bu Minah berteriak sambil memohon “Batu belah batu Betangkup, telanlah diriku, aku sudah sangat lelah dan tidak sanggup hidup bersama ketiga anakku yang tidak pernah menghargai dan menghormatiku.”
Tidak Butuh waktu lama Batu Betangkup langsung terbelah dan dalam sekejap ia langsung menelan Bu Minah. Hanya rambut panjang Bu Minah yang tersisa karena Bu Minah memiliki rambut yang panjang dan menjuntai ke bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber