Malaysia Waspadai Kabut Asap Karhutla Sumatera, Imbau Warga Pakai Masker dan Batasi Aktivitas Luar Ruang

Malaysia Waspadai Kabut Asap Karhutla Sumatera, Imbau Warga Pakai Masker dan Batasi Aktivitas Luar Ruang

Kabut asap karhutla Sumatera Selatan mengancam negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia, terutama di Negara Bagian Selatan Semenanjung Malaysia.--freepik.com/@freepik

KUALA LUMPUR, PALTV.CO.ID - Kabut asap yang saat ini terjadi di pulau Sumatera khususnya Sumatera Selatan, saat ini mengancam negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia terutama di Negara bagian selatan Semenanjung Malaysia.

Muhammad Helmi Abdullah, Direktur Jenderal Departemen Meteorologi Malaysia, mengatakan bahwa citra satelit Pusat Meteorologi Khusus ASEAN mendeteksi 119 titik panas di Kalimantan dan 121 titik panas di Sumatera pada Minggu, 1 Oktober 2023.

Meski Malaysia belum mendeteksi titik panas di dua pulau Indonesia tersebut, Kuala Lumpur telah mengalami gumpalan asap level sedang hingga tebal yang berasal dari wilayah di Sumatera Selatan. Gumpalan asap ini terbawa oleh angin hingga ke barat laut Malaysia.

Sembilan negara bagian Malaysia mencatat kualitas udara berada di level tidak sehat pada Senin, 2 Oktober 2023 pagi pukul 09:00 waktu setempat, seperti yang dilaporkan oleh situs Sistem Manajemen API Malaysia (APIMS).

BACA JUGA:Jalin Kerjasama, General Manager PALTV Terima Kunjungan Bank Sumsel Babel

Di Ibu Kota Kuala Lumpur, indeks kualitas udara mencapai 164, sementara di Nilai dan Seremban, Negeri Sembilan, tercatat masing-masing 163 dan 158. Dengan Indeks kualitas udara API antara 101-200 yang termasuk dalam kategori tidak sehat.

Beberapa daerah lain di Malaysia juga mengalami kualitas udara yang tidak sehat, seperti ibu kota administratif Putrajaya, Petaling Jaya, Shah Alam, Klang, Banting di Selangor, Port Dickson, Bukit Rambai, Alor Gajah di Melaka, Taiping Perang, Batu Muda, dan Johan Setia.

Pihak berwenang Malaysia telah mengimbau warga, khususnya anak-anak, untuk membatasi aktivitas di luar ruangan mengingat buruknya kualitas udara.

Ketua Komite Kesehatan Johor, Ling Tian Soon, menyarankan warga untuk menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan sampai kualitas udara membaik.

BACA JUGA:Dirjen Bina Adwil Kemendagri Beberkan 3 Penyebab Sengketa Tanah di Daerah

Beberapa orang tua seperti Myra Latifa Abdul Rahman, seorang ibu rumah tangga, merasa perlu lebih berhati-hati karena anaknya yang berusia 10 tahun alergi terhadap debu.

Myra menjelaskan bahwa dia berusaha membatasi aktivitas luar ruangan anaknya dan memastikan bahwa ia menggunakan masker N95 untuk melindunginya dari partikel udara berbahaya.

Melina Idris, seorang ibu dengan seorang anak berusia satu tahun, memutuskan untuk tinggal di rumah setelah menyadari bahwa cuaca pada pagi itu agak berkabut asap.

Selain Malaysia, Singapura juga mengkhawatirkan kabut asap yang berasal dari Karhutla Sumatera. Dua negara tetangga ini sering terkena dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi hampir setiap tahun di Sumatera dan Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber