Tradisi Makan Ala Palembang Yang Hampir Punah, Ngidang-Ngobeng Budaya Makan Lesehan Bersama Ketika Hajatan

Tradisi Makan Ala Palembang Yang Hampir Punah, Ngidang-Ngobeng Budaya Makan Lesehan Bersama Ketika Hajatan

Tradisi Makan Ala Palembang Yang Hampir Punah, Ngidang-Ngobeng Budaya Makan Lesehan Bersama Ketika Hajatan--Instagram.com/@- s_shanti_r

Tradisi ini biasanya melibatkan sekitar 5 hingga 7 orang tamu, yang diberikan kesempatan untuk menikmati hidangan yang telah disajikan. Ini menciptakan atmosfer kebersamaan yang hangat dan ramah di antara para tamu.

BACA JUGA:Sepele Tapi Penting! Ini Cara Minum Air Putih Yang Benar Menurut Ustadz dr Zaidul Akbar

Pelaksanaan Ngidang juga melibatkan peran penting yang dimainkan oleh seorang dikenal dengan sebutan Ngobeng. Ngobeng memiliki tugas utama untuk membantu para tamu dengan menyajikan makanan dan menjaga agar jalannya acara berjalan dengan lancar.

Mereka juga memberikan bantuan kepada para tamu dalam berbagai hal, termasuk membawa ceret berisi air untuk mencuci tangan setelah makan.

Secara teknis, peran Ngobeng mencakup mengantarkan hidangan ke tempat duduk para tamu. Hal ini bertujuan agar hidangan yang telah disajikan dapat segera tiba di depan para tamu, sehingga mereka dapat menikmati hidangan.

Selain itu, tanggung jawab Ngobeng juga mencakup membawa baskom dan ceret berisi air agar tamu dapat mencuci tangan dengan nyaman setelah selesai makan.

BACA JUGA:Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan

Salah satu ciri khas yang paling mencolok dalam Ngidang-Ngobeng adalah penggunaan tangan dalam menyantap hidangan. Para tamu diundang untuk menikmati hidangan dengan menggunakan tangan mereka, bukan alat makan seperti sendok atau garpu.

Sebelum memulai makan, tamu-tamu diberikan kesempatan untuk mencuci tangan mereka menggunakan air yang telah disediakan dalam baskom.

Tradisi Ngidang-Ngobeng di Palembang bukan hanya sekadar contoh bagaimana masyarakat lokal menjaga nilai-nilai budaya dan agama mereka, tetapi juga mencerminkan keramahan dan kehangatan orang Palembang dalam menyambut tamu.

Meskipun makanan dan hidangan mungkin mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, tradisi ini tetap menjadi simbol penting dari kekayaan budaya yang beragam di Palembang.

BACA JUGA:Ratusan Hektare Lahan di Desa Gasing Terbakar, Kabut Asap Bahayakan Pengguna Jalan

Palembang, yang sering kali diidentikkan dengan kelezatan kuliner seperti pempek, juga memiliki tradisi berharga ini yang tidak boleh terlupakan.

Dengan menjaga dan merayakan tradisi seperti Ngidang-Ngobeng, masyarakat Palembang tidak hanya memelihara warisan nenek moyang mereka tetap hidup, tetapi juga ikut berkontribusi dalam memperkaya keberagaman budaya Indonesia.

Tradisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati tamu, menjaga hubungan sosial yang baik, dan bagaimana nilai-nilai budaya dapat berperan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber