Tradisi Makan Ala Palembang Yang Hampir Punah, Ngidang-Ngobeng Budaya Makan Lesehan Bersama Ketika Hajatan

Tradisi Makan Ala Palembang Yang Hampir Punah, Ngidang-Ngobeng Budaya Makan Lesehan Bersama Ketika Hajatan

Tradisi Makan Ala Palembang Yang Hampir Punah, Ngidang-Ngobeng Budaya Makan Lesehan Bersama Ketika Hajatan--Instagram.com/@- s_shanti_r

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Tradisi Ngidang-Ngobeng yang terjalin erat dengan budaya Palembang memiliki daya tarik tersendiri dan merupakan aspek yang unik dalam kehidupan masyarakat setempat.

Ngidang, yang berasal dari kata "hidang" yang berarti menyajikan makanan, adalah sebuah praktik yang memiliki akar dalam budaya Melayu yang berkembang di wilayah Palembang.

Ngidang-Ngobeng adalah bentuk tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Palembang zaman dulu. Saat ini budaya akan ngidang ngobeng ini sudah jarang dilakukan, karena dinilai tidak praktis. Budaya ngidang ngobeng ini hampir punah.

Di beberapa wilayah di Palembang, khususnya kawasan seberang Ulu, mulai dari 1 Ulu sampai 16 Ulu tradisi Ngidang ngobeng ini masih dipakai. Khususnya warga asli keturunan Palembang. Terlebih yang masih mendiami rumah-rumah limas atau rumah panggung.

BACA JUGA:5 Layanan Pinjaman Online Tanpa Debt Collector yang Sudah Terjamin Aman oleh OJK

Dahulu, acara makan ngidang ngobeng ini biasanya dilakukan saat hajatan. Seperti perkawinan, aqiqah, sunatan dan lainnya.

Ciri khas dari ngidang ini yakni cara makan bersama dengan lesehan di atas karpet atau tikar. Adapun lauk pauk yang dihidangkan bisa berupa makan besar alias nasi dan lauk pauknya.


Tradisi Makan Ala Palembang Yang Hampir Punah, Ngidang-Ngobeng Budaya Makan Lesehan Bersama Ketika Hajatan--Instagram.com/@- s_shanti_r

Lebih dari sekadar sebuah tradisi, Ngidang memiliki relevansi mendalam dengan ajaran agama Islam, yang mendorong perilaku baik terhadap tamu.

Dalam budaya Islam, tindakan menerima dan memberikan makanan kepada tamu dianggap sebagai perbuatan mulia yang dianjurkan.

BACA JUGA:Diamuk Sijago Merah, 24 Rumah Hangus Terbakar di Desa Saud Batang Hari Leko Musi Banyuasin

Ketika dilakukan Ngidang, masyarakat Palembang menjalani serangkaian langkah khusus untuk memastikan tamu-tamu mereka merasa dihormati dan diperlakukan dengan baik.

Salah satu unsur kunci dalam tradisi ini adalah penggunaan kain sebagai alas tempat penyajian makanan. Ini merupakan cara istimewa untuk menghormati tamu-tamu yang datang.

Selama acara Ngidang, para tamu diundang untuk duduk bersama-sama di sekitar alas makanan yang telah dipersiapkan dengan penuh kecermatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber