Kebarakan Lahan Rutin Terjadi di Sumsel : Karena Banyak Lahan Gambut Yang Mudah Terbakar dan Sulit Padam

Kebarakan Lahan Rutin Terjadi di Sumsel : Karena Banyak Lahan Gambut Yang Mudah Terbakar dan Sulit Padam

Kebakaran lahan di Sumsel dipicu oleh lahan gambut yang mudah terbakar dan sulit dipadamkan.-Hanida Syafrina-foto pribadi

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,-  Kekeringan di Sumsel, biasanya menimbulkan banyak titik api atau Hotspot. Ini disebabkan salah satu kondisi lahan di Sumsel adalah lahan gambut. Dengan ciri khas, lahan ini sangat mudah terbakar. Dengan ketebalan gambut yang sampai beberapa meter ke bawah tanah, maka sulit dipadamkan jika sudah terbakar.

Musim kemarau panjang yang mulai melanda, mengakibatkan kekeringan di banyak tempat di Sumsel. Bahkan beberapa kabupaten sudah mengalami kekeringan panjang. Kawasan Ogan Ilir sudah banyak sungai yang kering, bahkan rawa-rawa pun sudah tidak berair bahkan sudah muncul tanah kering yang retak-retak.

Lahan gambut mudah terbakar karena beberapa faktor utama yang berkaitan dengan sifat-sifat gambut itu sendiri serta kondisi lingkungan di sekitarnya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa lahan gambut cenderung mudah terbakar:

Kandungan Air Rendah: Gambut adalah jenis tanah organik yang mengandung banyak bahan organik yang terbentuk dari tumbuhan yang membusuk. Tanah gambut umumnya memiliki kandungan air yang tinggi. Namun, dalam kondisi tertentu seperti musim kemarau, kandungan air dalam gambut bisa menurun drastis, membuatnya lebih mudah terbakar.

BACA JUGA:5 Hal Yang Terlihat Sederhana Namun Membuatmu Menarik di Mata Orang Lain

Kandungan Karbon Tinggi: Gambut memiliki kandungan karbon yang sangat tinggi. Ketika gambut terbakar, karbon dalam tanah tersebut bereaksi dengan oksigen dari udara, menghasilkan panas dan energi yang memicu api. Kandungan karbon yang tinggi ini membuat gambut menjadi bahan bakar yang baik untuk pembakaran.

Pelepasan Gas Metana: Gambut juga mengandung gas metana (CH4), yang merupakan gas rumah kaca yang kuat. Saat gambut terbakar, gas metana dapat dilepaskan ke atmosfer, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan efek rumah kaca dan perubahan iklim.

Keringnya Tanah Gambut: Selama musim kemarau atau akibat penebangan hutan yang mengganggu aliran air di daerah gambut, air dalam tanah gambut bisa berkurang, menjadikannya lebih kering dan rentan terbakar.

Api yang Sulit Dipadamkan: Api yang terbakar di lahan gambut seringkali sulit dipadamkan karena sifat gambut yang mudah terbakar dan kandungan air yang rendah. Api bisa terus membakar di bawah permukaan tanah gambut, dan apabila angin berubah arah, api bisa meluas dengan cepat.

BACA JUGA:Viral! Pelatih Paskibraka Terjatuh dari Tiang Bendera Saat Memperbaiki Sangsaka Merah Putih,

Keadaan Cuaca: Faktor cuaca seperti angin kencang dan rendahnya kelembapan udara dapat mempercepat penyebaran api di lahan gambut.

Praktik Pembakaran Lahan: Beberapa praktik pertanian atau perkebunan yang melibatkan pembakaran lahan untuk membersihkan sisa-sisa tumbuhan atau mempersiapkan lahan baru juga bisa menjadi penyebab terjadinya kebakaran lahan gambut.

Penting untuk diingat bahwa kebakaran lahan gambut memiliki dampak yang serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain merusak habitat alami dan memperburuk perubahan iklim, asap dari kebakaran gambut juga dapat memengaruhi kualitas udara dan kesehatan manusia di sekitarnya.

Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengelolaan yang baik terhadap lahan gambut sangatlah penting. Kebakaran lahan gambut di Sumatera Selatan (Sumsel) Indonesia adalah masalah yang sering terjadi, terutama pada lahan gambut di wilayah Ogan Ilir, OKI, Banyuasin dan beberapa daerah lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber