Dari Civic Estilo hingga GR Yaris, Antara Hobi, Investasi, dan Ilusi Cuan Cepat

BACA JUGA:Urai Kemacetan, Petugas Dishub Palembang Ditempatkan di Titik Rawan Macet

Para kolektor mulai berburu mobil baru yang eksklusif, langka, dan dibatasi kuotanya, dengan harapan harga jual kembali akan melonjak dalam waktu singkat. Fenomena ini disebut dengan istilah “mobil gorengan”.

Contoh paling nyata adalah Suzuki Jimny generasi terbaru. Mobil tiga pintu ini dirilis dengan jumlah terbatas dan permintaan tinggi.

Akibatnya, harga bekas Jimny justru lebih mahal dibanding harga barunya. Dalam waktu singkat, nilai jualnya melambung hingga ratusan juta rupiah.

Fenomena serupa juga terjadi pada Toyota GR Yaris, mobil hatchback hasil kolaborasi antara Toyota dan divisi performanya, Gazoo Racing.

Ketika resmi diluncurkan pada Maret 2021, antusiasme publik sangat tinggi. Dari total 600 pemesan, hanya sekitar 127 orang yang beruntung mendapatkan unit karena keterbatasan stok.

BACA JUGA:Terbukti Terima Gratifikasi Izin K3, Harni Rayuni dan Firmansyah Divonis 1 Tahun Penjara

BACA JUGA:Pria Pendiam di Desa Ulak Kembahang Akhiri Hidup dengan Gandir

Keterbatasan inilah yang memicu kenaikan harga fantastis di pasar sekunder.

Para kolektor dan penggemar mobil sport rela membayar lebih mahal hingga Rp300–500 juta dari harga baru hanya untuk mendapatkan GR Yaris.

sebagian pecinta otomotif mulai melihat mobil sebagai aset investasi yang menjanjikan.--youtube@otodriver

Dalam hitungan minggu, mobil ini berubah menjadi komoditas panas—mobil investasi paling “cuan” di pasar otomotif saat itu.

Namun, seperti halnya tren sesaat, harga “gorengan” tidak bertahan lama. Pada 2024, Toyota meluncurkan versi facelift GR Yaris tanpa sistem kuota pembelian.

Keputusan ini membuat harga versi awal anjlok drastis. Dari semula di atas Rp1 miliar, kini GR Yaris bekas hanya dibanderol sekitar Rp600–700 juta.

BACA JUGA:Ragit Kuah Keju dan Susu, Sentuhan Modern pada Sajian Klasik Palembang

Sumber: berbagai sumber