Geger! Kepala Sekolah SMP di Temanggung Sebut Siswa Bakar Sekolah Karena Caper

Geger! Kepala Sekolah SMP di Temanggung Sebut Siswa Bakar Sekolah Karena Caper

Siswa Bakar Sekolah Karena Caper.--instagram/@jatengviral

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Kejadian pembakaran gedung sekolah yang dilakukan oleh siswa SMP tersebut merupakan peristiwa serius yang menunjukkan dampak yang negatif dari perundungan (bullying) dan kurangnya pemahaman terhadap kondisi psikologis siswa yang terlibat.

Menurut keterangan Kapolres Temanggung, AKBP Agus Puryadi, peristiwa tersebut dipicu oleh akumulasi rasa sakit hati yang dirasakan oleh siswa R akibat sering diperundung oleh teman-temannya dan beberapa guru.

Hal ini menunjukkan bahwa perundungan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mental seseorang, terutama anak-anak yang masih dalam masa perkembangan.

Kepala SMP Negeri 2 Pringsurat, Bejo Pranoto, mengungkapkan bahwa R sering mencari perhatian dari para guru dengan berperilaku ekstrem seperti berpura-pura muntah atau berperilaku kesurupan ketika dipanggil oleh guru. 

Namun, pernyataan ini menunjukkan kurangnya pemahaman sekolah terhadap kondisi psikologis R dan kebutuhan bantuan yang diperlukan oleh siswa yang mengalami perundungan.

BACA JUGA:Jadi Korban Bullying, Siswa SMP Bakar Sekolah Akan Dihadirkan dalam Konferensi Pers

BACA JUGA:Kompleksitas Keberuntungan dan Risiko Dalam Keuangan: Bab 2

Retno Listyarti, Ketua Dewan Pakar FSGI, menegaskan bahwa sekolah seharusnya memahami kondisi psikologis siswa dan memberikan dukungan yang diperlukan. 

Pernyataan sekolah yang mencap R sebagai siswa yang mencari perhatian atau caper tidak membantu dan justru dapat mendiskreditkan siswa tersebut.

Retno menjelaskan bahwa tindakan seperti berpura-pura muntah atau berperilaku kesurupan dapat menjadi respons fisik terhadap stres dan tekanan yang dialami oleh siswa.

Retno juga menekankan pentingnya peran sekolah dan keluarga dalam membantu siswa yang mengalami perundungan. 

Dengan adanya dukungan yang baik, baik dari sekolah maupun keluarga, anak-anak yang mengalami perundungan dapat mengatasi tekanan psikologis yang mereka rasakan.

Sistem pendukung yang baik dengan bimbingan dan perhatian dari orang tua dapat membantu anak-anak dalam mengelola emosi mereka.

BACA JUGA:Dinkominfo Muba Bagi-bagi Daging Kurban Sapi dengan Inovasi Ramah Lingkungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber