PHK massal di industri teknologi kian meluas; Microsoft, TCS, dan raksasa lain memangkas ribuan posisi

Perusahaan menyatakan sedang bersiap menjadi “organisasi siap masa depan,” dengan berinvestasi di AI, infrastruktur generasi berikutnya, dan pasar baru.

Namun, TCS juga memiliki kebijakan “bench policy” yang kontroversial, membatasi berapa lama karyawan bisa tetap tidak terlibat dalam proyek.

Intel, Meta, dan Google juga memangkas tenaga kerja sambil restrukturisasi

Intel saat ini tengah menjalankan salah satu pemangkasan terbesar tahun ini. Produsen chip itu berencana mengurangi tenaga kerja global hingga 25.000 karyawan pada akhir 2025.

BACA JUGA:Wagub Sumsel Cik Ujang Salurkan Bantuan Operasi Mata Gratis

BACA JUGA:Bipang, Camilan Tradisional Khas Lahat yang Tetap Eksis

Meta, yang berinvestasi besar di AI, juga melakukan pengurangan. Perusahaan melepas sekitar 3.600 karyawan tahun ini, banyak yang dilabeli sebagai “berkinerja rendah.”

CEO Meta, Mark Zuckerberg, secara terbuka menyatakan ingin menaikkan standar output dan mencapai “attrition tanpa penyesalan” (non-regrettable attrition).

Google pun melanjutkan pemangkasan. Beberapa gelombang PHK, ditambah program keluar sukarela, memengaruhi tim di divisi Search, Ads, Engineering, dan Marketing, seiring perusahaan mengarahkan fokus pada inisiatif AI-first.

Amazon relatif lebih tenang, namun tetap terdampak. Perusahaan memangkas ratusan pekerjaan di divisi cloud AWS dan unit lain. CEO Andy Jassy memperingatkan bahwa alat AI generatif akan membuat “lebih sedikit orang yang melakukan sejumlah pekerjaan yang saat ini masih dikerjakan.”

BACA JUGA:Mengapa Uni Eropa Mendenda Google $3,5 Miliar Dalam Penyelidikan Antitrust Adtech

BACA JUGA:Tersangka Korupsi LRT, Mantan Dirjen Perkeretaapian Dipindahkan ke Rutan Palembang

Scale AI turut melakukan pengurangan tenaga kerja dengan memberhentikan 200 staf tetap dan 500 pekerja kontrak pada Juli, sedangkan CrowdStrike menghapus sekitar 500 posisi sebagai langkah efisiensi.

Sumber: indian today.com