Industri Komponen Otomotif Terancam! Penjualan Mobil Anjlok, Ribuan Pekerja Waswas

Pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai menghantui para pekerja industri komponen otomotif --youtube@rekayasaindustri
Alasannya sangat sederhana: mobil listrik impor tidak menggunakan suku cadang yang diproduksi lokal, melainkan mengandalkan komponen bawaan dari negara asal.
Industri komponen otomotif di Indonesia saat ini tengah berada dalam tekanan besar.--youtube@rekayasaindustri
Data Gaikindo menyebutkan Januari hingga Juli 2025, penjualan BEV mencapai meningkat sekitar 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lonjakan ini menunjukkan tren kuat bahwa konsumen mulai beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Namun, di sisi lain, hal ini justru menggerus potensi pasar bagi industri komponen konvensional yang selama ini menopang bisnis otomotif dalam negeri.
Daya Beli Lemah, Produksi Tertahan
Lesunya daya beli masyarakat juga menjadi masalah mendasar yang menekan industri otomotif.
BACA JUGA:Performa Struick Stabil, Timnas U-23 Justru Tampil di Bawah Ekspektasi
BACA JUGA:Karang Asem Festival Dari Kelurahan Ke Kancah Nasional
Dengan melemahnya permintaan, produsen mobil mengurangi jumlah produksi.
Dampaknya merambat ke industri komponen yang mengandalkan pesanan dari pabrikan mobil. Jika tren ini terus berlanjut, gelombang PHK besar-besaran akan sulit dihindari.
Pemerintah Minta Industri Tahan PHK
Menyadari potensi krisis yang mengancam, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengimbau agar pelaku industri otomotif tidak terburu-buru melakukan PHK massal.
(PHK) mulai menghantui para pekerja industri komponen otomotif dalam negri --youtube@rekayasaindustri
Pemerintah berkomitmen mencari solusi bersama untuk menjaga stabilitas industri dan melindungi lapangan pekerjaan.
Namun, tantangannya tidak kecil. Selain harus memulihkan daya beli masyarakat, industri otomotif dalam negeri juga perlu beradaptasi dengan tren elektrifikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube rekayasa produksi