Striker Lokal Kalah Saing! Salah Taktik atau Sistem Kompetisi?

Striker Lokal Kalah Saing! Salah Taktik atau Sistem Kompetisi?

apakah striker lokal kalah saing dengan striker naturalisasi karena masalah taktik yang keliru, --ig@hokkycaraka

Peran Taktik: Apakah Pelatih Tak Percaya Penyerang Lokal?

Salah satu alasan mengapa striker lokal kalah saing adalah ketidakpercayaan pelatih, baik di level klub maupun tim nasional.

Dalam skema permainan modern, pelatih cenderung menuntut striker memiliki atribut lengkap: kuat secara fisik, cepat, mampu menahan bola, dan tajam dalam menyelesaikan peluang.


Dalam satu dekade terakhir, Liga 1 Indonesia nyaris didominasi oleh striker asing.--ig@ramadhans

Sayangnya, banyak pemain lokal belum mampu memenuhi semua kriteria tersebut secara bersamaan.

Pelatih kemudian memilih jalan aman: mengandalkan striker asing yang dinilai sudah jadi dan terbukti produktif.

BACA JUGA:Daya Beli Lemah, Penjualan Mobil Turun Drastis Sepanjang Mei 2025

BACA JUGA:Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Jadi Ketua Umum PERBANAS Periode 2024–2028

Taktik yang digunakan pun sering kali dirancang untuk mendukung kemampuan pemain asing tersebut, bukan untuk mengembangkan potensi lokal.

Dengan demikian, striker lokal tidak hanya kalah secara kualitas, tetapi juga secara sistem permainan.

Sistem Kompetisi yang Tidak Ramah Regenerasi

Masalah tidak berhenti di taktik semata. Sistem kompetisi di Indonesia, mulai dari Liga 1 hingga Liga 3, tidak dirancang secara ideal untuk mendukung perkembangan striker lokal. 

Berbeda dengan negara-negara maju yang memiliki sistem liga dan tim cadangan (reserve team), Indonesia belum memiliki struktur kompetisi yang bisa menjamin pemain muda mendapatkan menit bermain secara reguler.

BACA JUGA:Kalah 6-0, Kualitas Pemain Diaspora Timnas Mulai Dipertanyakan

BACA JUGA:Techno Pova 7 Ultra: Smartphone Tangguh dan Futuristik, Cocokkah untuk Mahasiswa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber