Dampak Kebijakan Trump, Perajin Tempe Palembang Cemas

Dampak Kebijakan Trump, Perajin Tempe Palembang Cemas

Dampak Kebijakan Trump, Perajin Tempe Palembang Cemas --Foto : Lutfhi -PALTV

"Komoditi telur kita kan termasuk yang terbanyak diekspor ke Amerika, nah ini bisa jadi bahan barter. Kita tidak menaikkan harga telur, mereka juga tidak menaikkan harga kedelai," usulnya.

Sebagai langkah jangka panjang, ia mendorong agar pemerintah kembali mendorong program swasembada kedelai seperti pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Ia mengungkapkan bahwa konsumsi kedelai nasional mencapai sekitar 3,5 juta ton per tahun, sementara produksi lokal hanya menyentuh angka 700 ribu ton, yang sebagian besar berasal dari Jawa Timur.

BACA JUGA:Cara Praktis Cek Pajak Kendaraan Mobil Tanpa Ribet

BACA JUGA:Diduga Korsleting Listrik, Gudang Rongsokan di Muara Enim Hangus Terbakar


penjual gorengan, Nur Jaelani --Foto : Lutfhi -PALTV

"Kita perlu impor 2,8 juta ton, dan sebagian besar dari Amerika," jelasnya.

Apabila tarif impor benar-benar naik dan tak bisa dihindari, Pakde Sis menyebutkan bahwa mereka mungkin terpaksa menyiasatinya dengan mengecilkan ukuran tempe. 

"Karena tempe itu makanan yang tinggi kalori dan karbohidrat, jadi masih akan dicari," katanya.

Hal serupa juga dirasakan salah seorang penjual gorengan,   Nur Jaelani mengatakan bahwa ia belum berniat menaikkan harga jual, namun harus menyesuaikan ukuran tempe goreng yang dijualnya.

"Tidak mungkin kita akan menaikkan harga. Saya beli tempe batangan itu Rp 5.000, kalau beli banyak bisa lebih murah. Tempe krispi saya jual Rp 1.000," ungkapnya.

BACA JUGA:Sukses Jaga Titipan Motor Pemudik Lebaran, Polsek Indralaya Siap Lanjutkan di Idul Adha

BACA JUGA:BK DPRD Palembang Tunggu Keputusan Partai Nasdem Terkait Kasus Dedi Sipiriyanto


Nur Jaelani mengatakan bahwa ia belum berniat menaikkan harga jual, namun harus menyesuaikan ukuran tempe goreng yang dijualnya.--Foto : Lutfhi -PALTV

Kekhawatiran yang dirasakan oleh para pelaku usaha tempe di kawasan Macan Lindungan ini mencerminkan bagaimana sektor usaha kecil dan menengah sangat rentan terhadap dinamika kebijakan perdagangan global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv.co.id