Toyota Rush: Mobil 'Gerobak' yang Tetap Laris Manis di Pasar Indonesia

PALTV.CO.ID,- Di tengah persaingan ketat pasar otomotif Tanah Air, Toyota tetap menjadi salah satu merek yang paling digemari masyarakat Indonesia.

Toyota Rush menjadi contoh paling mencolok. Mobil ini, meskipun berharga lebih dari Rp300 juta, justru dikenal jauh dari kata nyaman.

Performa mesin yang lemot, interior yang sangat sederhana, dan suspensi keras layaknya gerobak menjadi keluhan umum. Namun, secara mengejutkan Toyota Rush tetap laris manis.

Diperkenalkan pertama kali pada tahun 2006, Toyota Rush hadir dengan tiga varian, yakni tipe G, tipe S manual, dan tipe S AT (otomatis).

BACA JUGA:Bitcoin Ambyar Gegara Tarif Trump, Investor Langsung Panik!

BACA JUGA:Rumah Pintar Bukan Lagi Impian: 4 Teknologi Internet of Things (IoT) Ini Sudah Ada di Sekitar Kita

Di tahun pertama saja, penjualannya mencapai angka fantastis: 30.000 unit. Tahun 2009, mobil ini mendapatkan facelift ringan dan tambahan varian transmisi otomatis untuk tipe G. Kemudian pada 2013, varian STRD Sportivo hadir dengan penambahan fitur keamanan seperti dual SRS airbag, seatbelt indicator, dan ABS.

Dikenal dengan ketangguhan mesin, harga kompetitif, dan desain yang cukup bersahabat, Toyota mampu menciptakan citra yang kuat di benak konsumen.

Namun, satu aspek yang kerap luput dari perhatian publik adalah kenyamanan. Khususnya pada model Toyota Rush, yang kerap dijuluki “mobil gerobak” karena minimnya kenyamanan, namun justru terus mencatatkan penjualan yang stabil.

Toyota dikenal sebagai produsen otomotif asal Jepang yang produknya hampir selalu melekat di hati masyarakat Indonesia. Mesin bandel, desain yang fungsional, serta harga yang masuk akal menjadi ciri khas merek ini.

BACA JUGA:Chery QQ Bangkit Kembali, Dari Mobil Murah Tak Dilirik Jadi Mobil Listrik Futuristik

BACA JUGA:Polsek Prabumulih Timur Tangkap Tersangka Pencurian Pipa Minyak PT Pertamina

Namun, untuk aspek kenyamanan, terutama pada mobil-mobil entry level hingga midrange seperti Agya, Calya, Avanza, dan bahkan Rush, Toyota kerap dianggap kurang memuaskan.

Salah satu faktor yang membuat kondisi ini terus berlangsung adalah budaya konsumen Indonesia yang cenderung “menerima apa adanya”.

Sumber: berbagai sumber