Ekspor Kopi Sumsel Meningkat, Tantangan Infrastruktur Masih Jadi Penghambat
Tantangan infrastruktur masih jadi penghambat ekspor kopi Sumatera Selatan yang kian meningkat.--freepik.com/@jcomp
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Sebagai Provinsi dengan penghasil kopi terbanyak, Sumatera Selatan akan mengekspor kopi ke dua negara, Malaysia dan Australia.
Masing-masing sebanyak dua kontainer dan satu kontainer. Langkah ini mendapat dukungan penuh dari pihak Pemerintah Daerah yang berharap bisa meningkatkan perekonomian lokal.
Ketua Dewan Kopi Sumatera Selatan M Zayn Ismed medukung penuh program yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam meningkatkan kualitas kopi di Sumatera Selatan.
"Tentunya kita mendukung program ekspor yang dilakukan oleh eksportir lokal yang berasal dari Sumsel sendiri. Ini sangat membantu bagi daerah Sumsel dalam meningkatkan ekonomi rakyat melalui penyerapan dan penyaluran kopi Sumsel ke mancanegara," ujar M Zayn Ismed.
BACA JUGA: Nissan Murano 2025 : Lakukan Perubahan, Tapi Masih Mengecewakan
BACA JUGA:Jarang Panasin Motor? Ini Dampaknya Bikin Dompet Jebol!
Ditambahkan Zein, selama ini ekspor kopi Sumsel banyak dilakukan melalui daerah lain seperti Lampung, Jakarta, dan Medan. Padahal, kopi tersebut berasal dari Sumsel.
Hal ini mengurangi dampak ekonomi yang bisa langsung dirasakan oleh daerah penghasil kopi di Sumatera Selatan.
"Ekspor kopi dari Sumsel sering kali lewat daerah lain, yang tentunya berdampak pada perekonomian Sumsel, karena keuntungan dari ekspor tersebut dinikmati oleh daerah lain," ungkapnya.
M Zayn Ismed, Ketua Dewan Kopi Sumatera Selatan.-Luthfi-PALTV
Zayn menjelaskan, salah satu kendala utama ekspor kopi dari Sumsel adalah kurangnya dukungan infrastruktur, khususnya pelabuhan yang efisien.
BACA JUGA:Tesla: Dulu Primadona, Kini Kurang Dilirik di Pasar Indonesia
BACA JUGA: Cara Mudah Membersihkan Filter Bensin Sendiri di Rumah Bagi Pemula!
"Kalau ekspor dilakukan di Sumsel, biayanya bisa tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan ekspor melalui Lampung atau Jakarta. Ini terjadi karena pelabuhan di Sumsel masih kecil, dengan kapasitas kontainer terbatas dan harus menunggu air sungai pasang," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: