Kopi Sumsel Sulit Tembus Pasar Internasional, Sertifikasi Jadi Kendala Utama

Kopi Sumsel Sulit Tembus Pasar Internasional, Sertifikasi Jadi Kendala Utama

Kopi asal Sumatera Selatan menghadapi tantangan besar untuk bersaing di pasar internasional, terutama di kawasan Eropa.-Foto/Luthfi-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Kopi asal Sumatera Selatan menghadapi tantangan besar untuk bersaing di pasar internasional, terutama di kawasan Eropa. 

Hal ini diungkapkan seorang eksportir kopi Novia Anggita, bahwa kendala utama yang menghambat ekspor kopi Sumsel adalah minimnya sertifikasi yang memenuhi standar global.

"Pasar Eropa memiliki persyaratan ketat, terutama terkait sertifikasi. Sayangnya, kopi kita masih kekurangan dokumen-dokumen penting yang diperlukan untuk masuk ke pasar tersebut," ujar Novia 

Novia menjelaskan bahwa beberapa sertifikat yang wajib dimiliki oleh petani kopi meliputi Sertifikat Organik, Sertifikat Rainforest Alliance, dan Sertifikat Non-Deforestasi.

BACA JUGA:Viral Pengendara Sepeda Motor Sujud Minta Maaf ke Polisi Setelah Kecelakaan Ringan

BACA JUGA:Destinasi Wisata Alam Jadi Tujuan Wisatawan Luar Kota Selama Libur Imlek dan Cuti Bersama

Ketiga sertifikasi ini menjadi bukti bahwa produk kopi dihasilkan secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.

"Misalnya, Sertifikat Organik membutuhkan pengelolaan kebun tanpa penggunaan bahan kimia sintetis,

sementara Sertifikat Rainforest Alliance memastikan bahwa praktik pertanian mendukung pelestarian hutan dan kesejahteraan petani," terang Novia.

Namun, mendapatkan sertifikasi ini bukanlah perkara mudah. Prosesnya melibatkan pengawasan ketat dan biaya tinggi.

Untuk Sertifikat Organik saja, standar yang harus dipenuhi diatur langsung oleh pihak Eropa, sehingga sering kali sulit diakses oleh petani lokal.


Eksportir kopi Novia Anggita-Foto/Luthfi-PALTV

Menurut Novia, di Sumatera Selatan, kesadaran dan ketersediaan sertifikasi ini masih sangat minim. Bahkan, hampir tidak ada petani yang memiliki sertifikasi internasional.

Sebagai perbandingan, daerah lain seperti Aceh, khususnya Gayo, sudah lebih maju dalam hal sertifikasi kopi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: